Indramayu, Jawa Barat (ANTARA) - Kementerian Sosial mengatakan, melibatkan potensi lokal dalam mendukung program pemerintah, seperti makan bergizi gratis, adalah salah satu upaya pemberdayaan yang dapat mempercepat target penurunan angka kemiskinan yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"2025, Pak Presiden perintahkan harus turun 1 persen. Kalau sekarang angka kemiskinan itu 9,03 persen dari jumlah penduduk yang ada di Indonesia, tahun 2025 kemiskinan harus menjadi 7 sampai 8 persen. Dan tahun 2029 angka kemiskinan harus di angka 4,5 persen sampai 5 persen," kata Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono di Indramayu, Jawa Barat, Kamis.
Agus menjelaskan, gambaran dari Presiden dan Badan Gizi Nasional menyebutkan dana yang besar untuk desa-desa dalam menjalankan program itu, meski anggaran dan instrumen untuk program itu belum dipastikan. Hal itu dia sampaikan dalam acara peletakan baru pertama pembangunan perumahan untuk warga Desa Eretan Kulon yang terdampak banjir rob.
"Bayangkan kalau misalkan kemudian di desa itu ada 8 miliar per tahun. Terus kemudian untuk membackup, mendukung program makanan bergizi gratis itu menggunakan potensi lokal 80 persen.
Dari ikannya dari nelayan setempat, telurnya dari petani setempat, peternak setempat, sayur-mayurnya, buah-buahnya," katanya.
Agus menyebutkan bahwa jika hal itu dilakukan, maka akan ada uang yang diserap desa, dan orang-orang diberdayakan melalui pekerjaan. Menurutnya, untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan berdaya, perlu perluasan akses publik ke kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.
"Yang mau bekerja ada lapangan pekerjaan. Yang tidak mau bekerja mau usaha sendiri, pemerintah kemudian mendukung usaha-usaha itu. Itu yang dinamakan pemberdayaan," katanya.
Dia menilai, graduasi atau pengurangan angka kemiskinan sehingga orang tak lagi menerima bantuan sosial hanya dapat dilakukan apabila masyarakat berdaya.
"Kalau masyarakat kita masih menerima bansos, PKH, bantuan, Atensi terus, artinya kita gagal membuat rakyat gumuyu (tersenyum/tertawa), gagal membuat rakyat berdaya, gagal membuat rakyat mandiri," katanya.
Dia pun menekankan pentingnya kolaborasi dalam mencapai hal ini.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Mira Riyati Kurniasih mengatakan, pihaknya membantu perekonomian masyarakat Desa Eretan Kulon dengan memberikan berbagai pelatihan yang sesuai minatnya, selain dengan mendirikan perumahan untuk relokasi.
Mira menyebutkan, pada pelatihan yang ditargetkan untuk istri-istri nelayan, hal itu juga untuk memastikan keberlanjutan hidupnya, serta menambah penghasilan para suaminya tanpa harus meninggalkan keluarga. Selain pelatihan keterampilan, mereka juga memberi pelatihan tentang keuangan serta modal usaha bukan berbentuk uang.
Pihaknya juga menyiapkan gerai untuk UMKM memasarkan produknya.
"Kita sih sudah meminta Pak Sekda, seperti itu bahwa nanti kalau ini memang sudah berjalan, ya mohon untuk dibantu terkait dengan pemasarannya. Jadi kalau rapat-rapat di Kabupaten Indramayu tuh gak usah beli di mana-mana, beli aja di Eretan Kulon," katanya.
Baca juga: Kemensos bangun perumahan bantu Desa Eretan Kulon yang kena banjir rob
Baca juga: Kemensos salurkan bantuan logistik tangani bencana di Sukabumi
Baca juga: Mensos targetkan penurunan kemiskinan ekstrem 0 persen dalam 2 tahun
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024