Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT. Wijaya Karya (WIKA) meneken Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang bertujuan untuk melestarikan kawasan hutan konservasi Wikasatrian dan Purisatrian di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN Asep Hidayat menjelaskan bahwa kawasan hutan konservasi WIKA Wikasatrian berpotensi untuk dikembangkan dengan konsep solusi berbasis alam (nature based solutions).
Baca juga: BRIN kaji upaya konservasi bunga Rafflesia di luar kawasan lindung
"Ini tidak hanya mendukung konservasi dan pelestarian lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon,” kata Asep dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Selain itu, Asep juga menyoroti adanya lahan seluas empat hektare di Purisatrian yang akan diperbaiki untuk mendukung konservasi lebih lanjut dan memperhitungkan nilai karbonnya dalam jangka panjang.
Peneliti Ahli Muda PREE BRIN Fitri Kurniawati menjelaskan selama dua tahun kerja sama yakni sepanjang 2023 hingga 2024, BRIN dan WIKA telah mencapai berbagai target, termasuk publikasi karya ilmiah, pembuatan video dokumenter, dan pengembangan bibit anggrek bulan melalui teknik kultur jaringan.
Baca juga: BRIN lakukan konservasi plasma nutfah anggrek Coelogyne spp
"Kami berfokus pada pengembangan riset konservasi tumbuhan langka seperti anggrek bulan dan kantong semar (Nepenthes), serta riset konservasi ex-situ di Purisatrian," ujar Fitri.
Kerja sama ini juga mencakup berbagai riset terkait biologi reproduksi tumbuhan, pengamatan tumbuhan paku dan lumut, serta pengembangan jasa lingkungan hutan untuk terapi kesehatan.
Senior Vice President Asset Management Division PT. WIKA Bram Abraham menyampaikan bahwa pihaknya berupaya mengembangkan kawasan Wikasatrian dan Purisatrian sebagai pusat konservasi yang dapat memberikan dampak positif terhadap pelestarian tumbuhan langka dan ekosistem hutan.
Baca juga: BRIN upayakan pengonservasian rotan manau
"Kami telah berhasil mengembangbiakkan anggrek bulan dan melakukan riset terkait minyak atsiri, healing forest, serta pengamatan tumbuhan langka di Wikasatrian. Lahan empat hektare di Purisatrian yang kini resmi menjadi milik PT. WIKA juga akan dilanjutkan pengembangannya untuk riset konservasi tumbuhan," ujar Bram.
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024