Jakarta (ANTARA) - Survei Pengalaman Hidup Perempuan Daerah (SPHPD) Tahun 2024 mencatat angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jakarta turun dari semula 6,72 persen pada 2023 menjadi 3,78 persen.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta Mochammad Miftahulloh Tamary dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan, meskipun angka kekerasan turun, namun masih banyak pekerjaan rumah untuk meminimalkan dan bahkan meniadakan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Karena itu, salah satu upaya yang terus dilakukan, yakni sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui kolaborasi dengan Dasawisma, PKK dan Dharma Wanita.

Mereka adalah lini terdepan yang membantu kami menyebarkan pemahaman bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dibenarkan. "Sosialisasi ini juga bertujuan agar perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan berani melapor kepada kami,” ujar Miftahulloh.

Baca juga: Jakpus perkuat PIK Keluarga untuk deteksi kekerasan ibu dan anak

Selain sosialisasi, Dinas PPAPP DKI Jakarta juga memberikan pendampingan intensif kepada para korban. Langkah ini diambil untuk membangun keberanian mereka melapor tanpa rasa takut atau malu.

"Masih banyak korban yang enggan melapor karena menganggap kekerasan sebagai aib," katanya.

Pihaknya ingin menyadarkan mereka bahwa melaporkan kejadian kekerasan bukanlah sesuatu yang memalukan, melainkan langkah untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Dinas PPAPP DKI Jakarta terus berkomitmen memberikan layanan terbaik, termasuk posko dan tenaga pendampingan, untuk membantu korban menghadapi kasus kekerasan yang mereka alami.

"Upaya ini menjadi bagian penting dari misi besar Pemprov DKI Jakarta untuk menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan bagi perempuan dan anak di ibu kota," katanya.

Baca juga: Terbanyak Jaktim, DKI tangani 855 laporan kekerasan perempuan dan anak

Survei tersebut dilakukan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta sebagai langkah strategis untuk memahami tantangan yang dihadapi perempuan dan anak di ibu kota.

Selain SPHPD, pemerintah juga meluncurkan Survei Pengalaman Hidup Anak Daerah (SPHAD) tahun ini. Seperti halnya SPHPD, SPHAD 2024 juga menunjukkan penurunan angka kekerasan fisik dan atau seksual terhadap anak dan remaja.

Angka kekerasan fisik dan/atau seksual terhadap anak dan remaja tahun 2024 tercatat sebesar 13,56 persen atau turun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 39,64 persen. SPHAD 2024 melampaui target RPJMD 2023-2026 sebesar 23,56 persen.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024