Dalam implementasinya pada tahun 2024, program pengentasan kemiskinan berbasis zakat menunjukkan dampak signifikan
Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI membagikan praktik baik tata kelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) Indonesia kepada dunia melalui forum The Zakat, Tax, and Customs Authority (ZATCA) Conference 2024, yang diselenggarakan di Arab Saudi.
"Zakat dimanfaatkan untuk pendayagunaan ekonomi dan pendistribusian sosial yang terintegrasi dengan kebijakan nasional, didukung Instruksi Presiden Nomor: 4 Tahun 2022," jelas Ketua Baznas RI Noor Achmad melalui keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan yang digelar beberapa waktu lalu itu, Ketua Baznas RI Noor Achmad menyampaikan Indonesia berhasil menurunkan angka kemiskinan menjadi 25,22 juta jiwa pada Maret 2024, termasuk penurunan kemiskinan ekstrem dari 6,20 persen pada 2014 menjadi 0,83 persen pada 2024, berkat berbagai kebijakan strategis, termasuk optimalisasi dana zakat.
Noor menilai pendekatan ini menjadikan zakat sebagai alat redistribusi sekaligus pemberdayaan berkelanjutan serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan bagi mustahik.
Ia menambahkan, Baznas juga mengintegrasikan program penanggulangan kemiskinan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), melalui pendekatan holistik berbasis ekonomi, sosial, dan advokasi.
Dalam aspek ekonomi, paparnya, program seperti Z-Mart, Z-Chicken, dan Baznas Microfinance mendukung pemberdayaan mustahik melalui akses permodalan, produksi, dan pasar.
"Pada aspek sosial, Baznas memfokuskan pada penurunan stunting, penyediaan fasilitas sanitasi berbasis WASH, dan program beasiswa untuk meningkatkan akses dasar, berkembang, dan darurat. Advokasi menjadi elemen pendukung melalui kebijakan, networking, dan pembangunan kapasitas guna memperkuat ekosistem zakat," ungkapnya.
Seluruh program ini, lanjut Noor, diarahkan untuk mengubah penerima zakat (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzaki), sebagaimana yang tercantum dalam kerangka percepatan pengentasan kemiskinan Baznas.
Dalam proses tersebut, jelasnya, mencakup pendistribusian dan pemberdayaan hingga tahap moving out of poverty (MOP) dan moving out mustahik (MOM), memastikan kesejahteraan material dan spiritual mustahik secara berkelanjutan.
"Dalam implementasinya pada tahun 2024, program pengentasan kemiskinan berbasis zakat menunjukkan dampak signifikan. Pengelolaan zakat tidak hanya memenuhi amanat syariah tetapi juga mendukung agenda nasional dalam pengentasan kemiskinan secara berkelanjutan," ucap Noor Achmad.
Diketahui, ZATCA Conference 2024 turut dihadiri oleh 5.000 peserta dari kurang lebih 30 negara. Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam bidang Zakat, pajak, dan bea cukai, sekaligus memberikan solusi inovatif untuk tantangan ekonomi saat ini di bidang-bidang tersebut di tengah transformasi digital yang pesat.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024