Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa ITS Surabaya, Rizky Nafiar Rafiandi, dan rekan-rekannya menciptakan keset serbaguna yang berfungsi sebagai penghisap debu, sehingga kotoran yang ada tidak lengket di permukaan, melainkan langsung terhisap.

"Keset penghisap debu yang kami namai Doormatics itu berawal dari pengalaman pribadi ketika saya membersihkan lantai, tiba-tiba adik saya datang dan mengotori kembali lantai tersebut," katanya di kampus setempat, Selasa.

Saat itu, adiknya sudah membersihkan kaki di keset, namun karena keset tersebut juga berdebu, maka lantai kembali kotor. Karena itu dirinya ingin membuat keset yang secara otomatis menyerap kotoran.

"Untuk mewujudkan alat itu, saya mengajak teman-teman membuatnya bersama-sama, lalu kami pun mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)," katanya.

Akhirnya, tim pun mendapatkan dana sebesar Rp7,5 juta dari Ditjen Dikti untuk mewujudkan "Doormatics". "Inovasi itu dapat menekan pengeluaran biaya gaji karyawan dalam suatu perusahaan, karena mengurangi jumlah petugas cleaning service," katanya.

Mahasiswa jurusan Teknik Elektro ITS itu mengungkapkan proses pembuatan keset serbaguna tersebut menggandeng salah satu bengkel di daerah Semolowaru, Surabaya, karena ada beberapa kendala terkait pembuatan keset serbaguna ini.

"Salah satu kendalanya adalah hambatan dalam mengoptimalkan kinerja keset ini. Saat pembuatannya, kami mengalami kesulitan dalam meningkatkan daya hisap debu pada keset. Kami juga kesusahan dalam membuat konstruksi mekaniknya," katanya.

Dengan bantuan bengkel itulah, Rizky dan timmnya akhirnya berhasil menciptakan Doormatics yang membutuhkan daya listrik sekitar 380 watt. "Kamu akhirnya juga lolos mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Semarang," katanya.

Elektro Ubaya

Sementara itu, mahasiswa program Industrial Robotic Design dan Telecommunication Network Design, Teknik Elektro, Universitas Surabaya (Ubaya) juga mengukir prestasi.

"Empat buah gelar juara diperoleh dari ajang "Industrial Automation and Robotic Design (IARC) 2014" yang digelar di ITS pada 25-27 Agustus 2014," kata Media Relations, Direktorat Marketing and Public Relations, Ubaya, Hayuning Purnama.

IARC merupakan ajang kompetisi programming antar mahasiswa se-Indonesia di bidang otomasi industri dan robotika dengan berbagai macam software dan hardware yang umum digunakan di industri.

Dalam lomba ini setiap tim diberikan tugas untuk merealisasikan program kontrol industri dan implementasinya pada hardware yang diberikan. Kecepatan penyelesaian, berfungsinya semua fitur yang diminta, kesederhanaan logika dan estetika tampilan antarmuka menjadi kriteria dalam penilaian.

Dalam kategori Lomba LabVIEW Programming, gelar juara disapu bersih oleh UBAYA dengan juara I, II dan III. Ubaya juga tampil sebagai Juara I untuk kategori Lomba LabVIEW Embedded Programming.

Pasangan mahasiswa Gabriel-Thomas berhasil menggondol Juara I pada kedua kategori lomba tersebut. Pasangan Ivan-Rozi memperoleh Juara II dan pasangan Damaris-Cornelius memperoleh Juara III. Juara I juga diperoleh tim Ubaya pada tahun 2013 lalu.

Dalam lomba yang diikuti 21 tim dari berbagai universitas di Surabaya, Jakarta, Bandung, Malang dan Madura. "Dari awal kami yakin bisa mendapatkan gelar juara," kata salah satu anggota tim, Gabriel.

(E011/T007)

Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014