Kami minta penjelasan mengenai upaya-upaya yang dilakukan KPUD untuk meningkatkan partisipasi Pemilih di DKI Jakarta
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta Ali Muhammad Johan menyoroti rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024.
Ali menilai anjloknya partisipasi pemilih itu menjadi ancaman bagi demokrasi. Sehingga, dia mendorong Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta segera melakukan evaluasi secara komprehensif.
Baca juga: KPU DKI nyatakan rekap tetap berjalan meski ada laporan ke DKPP
"Rendahnya partisipasi pemilih merupakan ancaman bagi demokrasi. Kami minta penjelasan mengenai upaya-upaya yang dilakukan KPUD untuk meningkatkan partisipasi Pemilih di DKI Jakarta. Apakah pernah diteliti penyebab warga tidak memberikan hal suaranya, apakah mereka tidak mendapatkan undangan memilih, apakah lokasi TPS terlalu jauh?" ujar Ali di Jakarta, Jumat.
Menurut dia partisipasi pemilih di Jakarta mengalami penurunan terus dalam setiap periode pemilu. Pada Pilkada Jakarta 2024 ini, tingkat partisipasi pemilih Jakarta paling rendah dibanding periode sebelumnya.
"Jika kita bandingkan dengan Pilkada 2024 dengan Pilkada 2017 angka partisipasi pemilih jauh lebih rendah lagi. Partisipasi Pemilih pada Pilkada 2024 sebesar 58 persen jauh lebih rendah dari Pilkada 2017(78 persen) dan Pilkada 2012 (65 – 68 persen),” kata Ali.
Baca juga: Partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta dinilai sangat rendah
Selain Pilkada, Ali juga melihat rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Jakarta juga terjadi saat Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg). Berdasarkan data KPU Provinsi DKI Jakarta, katanya, tingkat partisipasi untuk pilpres 2024 di wilayah Provinsi DKI Jakarta mencapai 78,78 persen.
"Sementara itu, tingkat partisipasi pemilih untuk pemilihan DPR RI mencapai 77,57 persen. Sedangkan untuk pemilihan DPD RI mencapai 77,65 persen dan untuk pemilihan DPRD Provinsi mencapai 77,46 persen," papar Ali.
Dibandingkan dengan Pemilu 2019, lanjut Ali, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 mengalami penurunan, khususnya untuk pilpres, pemilihan DPD RI, dan pemilihan DPRD Provinsi. Diketahui, tingkat partisipasi pemilih pada Pilpres 2019 di DKI Jakarta mencapai 79,23 persen.
Baca juga: Partisipasi pemilih di Pilkada tanggung jawab semua pihak
Angka itu disampaikan Ali lebih tinggi dibandingkan tingkat partisipasi pada Pilpres 2024 yang mencapai 78,78 persen.
Ketua KPUD Jakarta, Wahyu Dinata mengakui partisipasi pemilih Jakarta mengalami penurunan. Pihaknya mengaku akan mengevaluasi penyelenggaraan Pilkada Jakarta 2024 yang tidak diminati pemilih.
"Yang pasti partisipasi itu harus rumusnya suara sah plus suara tidak sah, jadi bukan suara sah doang yang dihitung. Mudah-mudahan partisipasi cukuplah. Karena ini kan pemilu pertama kali di Indonesia dengan sistem serentak. Kadi, kalau ngomong apple to apple, ada pemilu, tapi ini jadi bahan evaluasi kami," kata Wahyu.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024