Embrio pemikiran tentang pembangunan SDM sudah mulai muncul, salah satunya dipengaruhi oleh teori pembangunan global dan kepercayaan pada pertumbuhan ekonomi

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Fikri Muslim dan Dini Dwi Kusumaningrum menjelaskan proses pembangunan sumber daya manusia (SDM) sejak masa pasca kemerdekaan hingga saat ini.

Dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Jumat, Fikri menerangkan pada periode 1950-1960 yang merupakan masa transisi setelah kemerdekaan Indonesia, pembangunan manusia belum menjadi prioritas utama karena saat itu pemerintah lebih berfokus pada stabilitas pertahanan dan keamanan negara.

Baca juga: BRIN perkenalkan pestisida ramah lingkungan berbasis tanaman mimba

Meski demikian, embrio pemikiran tentang pembangunan SDM sudah mulai muncul, salah satunya dipengaruhi oleh teori pembangunan global dan kepercayaan pada pertumbuhan ekonomi.

"Dalam periode ini pula muncul isu-isu yang berkaitan dengan akses dan ketimpangan," kata Fikri.

Kemudian memasuki periode 1960-1970, kebijakan pembangunan mulai diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu sandang, pangan, dan papan.

Oleh karena itu, fokus utama dalam upaya pembangunan saat itu adalah menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakat agar mereka bisa memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.

Selanjutnya, pada 1970-1980, pembangunan SDM mulai terfokus pada peningkatan kualitas hidup yang meliputi aspek pendidikan dan kesehatan. Selain itu, negara menempatkan pemuda sebagai kontributor penting dalam berbagai program pembangunan internasional.

"Pada pemerintah Soeharto di awal fokus pada pengembangan infrastruktur untuk kemudian harapannya menggenjot ekonomi sehingga mulai dibangun infrastruktur-infrastruktur sekolah atau kesehatan pada periode ini," ujar Fikri.

Fikri memaparkan, pada periode 1980-1990 orientasi peningkatan kualitas hidup dinilai mengalami pergeseran fokus ke arah yang lebih baik. Program aksi dan bantuan menjadi instrumen penting untuk mengembangkan SDM.

Peneliti BRIN Dini Dwi Kusumaningrum menjelaskan fokus pembangunan SDM Indonesia sejak tahun 1990 hingga 2000 mulai memasukkan isu gender serta ketenagakerjaan.

Baca juga: BRIN dan WIKA teken kerja sama pengembangan kawasan hutan konservasi

Periode itu juga ditandai dengan terjadinya transformasi SDM sebagai salah satu langkah untuk mengatasi dampak krisis ekonomi yang terjadi pada saat itu.

"Pemerintah mulai mengeluarkan program-program bantuan dan pembangunan manusia yang menyasar pada pendidikan, kesehatan, dan kemudian menambah satu hal yaitu ketenagakerjaan seperti isu upah buruh, perbandingan upah laki-laki perempuan, dan peningkatan angka harapan hidup perempuan melalui kebijakan kesehatan reproduksi," paparnya.

Dia melanjutkan, terjadi transformasi pembangunan SDM sejak tahun 2000 hingga 2015 yang berfokus pada peningkatan aspek pendidikan yang tidak hanya memberikan akses terhadap pendidikan dasar tapi hingga pendidikan tinggi.

Selain itu, pemerintah juga menginisiasi berbagai program bantuan akses terhadap pendidikan tinggi untuk mempersiapkan para pelajar sebelum memasuki dunia kerja.

Akhirnya pada periode 2015 sampai sekarang, pembangunan SDM berpedoman pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Developtment Goals/SDGs) untuk menjawab persoalan ketimpangan pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial.

"Ada juga RPJP dan Cetak Biru Indonesia Emas 2045. Kalau kita lihat isi dari Cetak Biru Indonesia Emas ini menyasar isu-isu seperti bonus demografi, infrastruktur dan teknologi, kesenjangan sosial, dan tantangan lingkungan," kata Dini.

Baca juga: Peneliti BRIN ungkap pengaruh pola warna pada pertumbuhan sapi bali

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024