Jakarta (ANTARA News) - Para orang tua murid yang anaknya jadi korban kekerasan seksual meminta pengelola Jakarta International School (JIS) bersikap netral terkait kasus tersebut.

"Kita berharap sekolah berevolusi staf dan pengajarnya JIS tidak hanya bangunan saja," kata pengacara korban D, Samuel Partogi di Jakarta Rabu.

Samuel mengatakan para orang tua murid yang menjadi korban kekerasan seksual tidak bermaksud menjatuhkan nama JIS dengan melaporkan kasus kepada Polda Metro Jaya.

Samuel menuturkan seharusnya pihak pengelola JIS menerima informasi yang benar soal kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah bertaraf internasional itu.

Salah satu orang tua korban AL berinisial D menuturkan keterlibatan kekerasan seksual yang dialami putranya tidak hanya melibatkan petugas kebersihan yang berstatus pegawai alih daya di JIS.

"Bukan hanya petugas kebersihan tapi keterlibatan guru JIS," ungkap D.

D tidak rela dan sepakat pemerintah tidak menutup taman bermain, serta taman kanak-kanak JIS karena memiliki kualitas yang bagus.

D menganggap JIS merupakan sekolah yang bagus namun dirusak oleh oknum guru yang melakukan kelainan seksual terhadap murid.

Sementara itu, orang tua murid AK (6), TPW mempertanyakan keaslian hasil visum korban kekerasan seksual dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang ditunjukkan pengacara petugas kebersihan PT ISS Indonesia yang menjadi tersangka kekerasan seksual di JIS.

"Bagaimana mungkin hasil visum itu dimiliki pengacara terdakwa dan hasilnya juga berbeda dengan rekam medis yang dipegang orang tua korban," ucap TPW.

Berdasarkan rekam medis AK, TPW menyebutkan dokter secara jelas terdapat luka memar dan bernanah akibat benda tumpul atau tidak menutup kemungkinan menjadi korban kekerasan seksual.

(T014/H015)

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014