Mereka yang membunuh James Foley dan Steven Sotloff di Suriah harus tahu bahwa Amerika Serikat akan mengadili mereka."
Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Rabu mengecam pemenggalan kepala jurnalis Steven Soltoff sebagai aksi "kebiadaban abad kegelapan" dan mengatakan bahwa gerilyawan yang membunuh wartawan itu bukan merupakan wajah Islam yang sebenarnya.

"Wajah Islam yang sebenarnya tidak nampak dari apa yang kita saksikan kemarin, ketika dunia kembali harus menyaksikan brutalitas teroris kelompok Daulah Islam," kata Kerry saat menghadiri upacara pengangkatan utusan khusus Amerika Serikat untuk masyarakat Muslim, lapor AFP.

Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu menyebut Sotloff sebagai "jurnalis yang berani" dan mengatakan bahwa dia terbunuh oleh "pengecut di balik cadar" anggota Daulah Islam--atau juga dikenal dengan nama ISIL.

Setelah berupaya keras untuk mengembalikan Sotloff ke rumahnya, Kerry menyebut pembunuhan beruntun terhadap jurnalis asal Amerika Serikat setelah James Foley itu sebagai "pukulan berat."

Kerry berjanji Amerika Serikat akan terus memburu para pembunuh Sotloff.

"Mereka yang membunuh James Foley dan Steven Sotloff di Suriah harus tahu bahwa Amerika Serikat akan mengadili mereka," kata dia.

"Wajah Islam bukan merupakan jagal yang membunuh Steven Sotloff. Itu adalah wajah ISIL. Wajah Islam bukan nihilis yang hanya tahu bagaimana menghancurkan tanpa tahu bagaimana membangun. Juga bukan pengecut-pengecut di balik cadar--yang tindakan bar-barnya telah menghina agama damai itu," kata dia.

"Wajah Islam sebenarnya adalah adalah perdamaian berdasarkan martabat seluruh manusia. Wajah itu nampak dalam masyarakat Muslim yang berupaya mengentaskan kemiskinan, menyediakan layanan kesehatan dan mereka yang berada di garis depan untuk menawarkan bantuan di manapun terdapat krisis kemanusiaan," kata Kerry.

Kerry juga menyempatkan diri untuk memberi penghormatan kepada Sotloff, mengatakan bahwa "reportasenya empatis berkebalikan dengan pembunuhnya. Dia juga membandingkan Sotloff dengan legenda koresponden perang abad 20 Martha Gellhorn.

"Dia selalu menceritakan bagaimana orang-orang tak berdosa terjebak dalam perang dan mendokumentasikan bagaimana mereka mempertahankan martabatnya dari hari ke hari," kata Kerry.

"Seperti Martha Gellhorn, dia memberitakan kemanusiaan di tengah-tengah kebiadaban. Dia menceritakan hal-hal besar dan membuatnya seperti terjadi di tengah-tengah kehidupan anda sendiri," kata dia.


Penerjemah: GM Nur Lintang Muhammad

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014