Dan ini kami lihat juga bahwa ternyata kalau dilihat dari kelompok status ekonomi, maka yang menempati posisi paling tinggi adalah status ekonomi teratas
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggelar Healthy Culture Run, guna meningkatkan aktivitas fisik di kalangan publik serta memberi edukasi tentang cara lari yang benar agar terhindar dari cedera.
Direktur Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes) Elvieda Sariwati mengatakan dalam siaran di Jakarta, Senin, bahwa terdapat 33,7 persen warga Jawa Barat yang kurang melakukan aktivitas fisik dan didominasi oleh kelompok umur 10-14 tahun serta 15-19 tahun.
"Dan ini kami lihat juga bahwa ternyata kalau dilihat dari kelompok status ekonomi, maka yang menempati posisi paling tinggi adalah status ekonomi teratas. Jadi, memang makin tinggi, maka posisinya juga makin tinggi juga kurangnya (aktivitas fisik). Mungkin karena terlalu banyak kendaraan gitu ya. Banyak fasilitas yang bisa dinikmati," kata Elvieda.
Baca juga: Tujuh manfaat olahraga lari untuk kesehatan fisik dan mental
Dia menyebutkan sejumlah alasan publik tidak melakukan aktivitas fisik, seperti tidak ada waktu, malas, sudah lanjut usia, dan tidak ada teman. Menurutnya, ada juga di antara yang malas tersebut tidak beraktivitas fisik karena tidak ada temannya.
Oleh karena itu mereka menyambut baik inisiatif Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar, yang mengajak publik bersama-sama untuk berlari. Elvieda menyebutkan bahwa berlari adalah salah satu aktivitas fisik yang paling populer saat ini dan banyak sekali acara dan lomba lari.
Acara-acara tersebut, katanya, membuat orang yang awalnya tidak berlari menjadi ikut, bahkan jadi terbiasa.
Baca juga: Ketahui manfaat berlari lebih dari sekadar olahraga kardio
"Beberapa waktu yang lalu itu kami juga pernah ketemu sama Pak Menteri. Bahwa, oh event lari sudah banyak nih, tapi ternyata pada saat kejadiannya, pada saat event itu, juga banyak nih masyarakat yang ikut event lari. Tetapi ada hal-hal yang tidak kita inginkan. Banyak yang cedera, bahkan sampai ada yang meninggal," katanya.
Dia menyebutkan bahwa 87 persen dari pelari rekreasi pernah mengalami cedera. Cedera yang paling banyak dialami, katanya, adalah di bagian tumit, serta yang memengaruhi bagian lutut.
Oleh karena itu pihaknya juga berkolaborasi dengan para ahli untuk memberikan edukasi bagi publik, agar mereka dapat menjaga kesehatannya saat berlari dan termotivasi untuk tetap berlari.
Baca juga: Lari bisa jadi terapi tambahan untuk mengatasi depresi
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024