Tidak boleh ada yang terbuang. Sisa-sisa singkong dikomposkan dan sebagainya. Walaupun komposnya sederhana

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengatakan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste) termasuk pemanfaatan pangan secara keseluruhan dan mengambil secukupnya.

Ditemui usai diskusi media dan peluncuran aplikasi Food Waste by Envmission di Jakarta, Senin, Yuli Prasetyo Nugroho selaku Kasubdit Penetapan Hutan Adat dan Hutan Hak dari Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial Kemenhut menyebutkan terdapat beberapa pembelajaran terkait pengelolaan sampah yang dapat diambil dari kebiasaan beberapa masyarakat adat.

Baca juga: Kemenhut: Perubahan iklim berdampak terhadap ketahanan pangan akuatik

Dia memberikan contoh seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Adat Cireundeu, Jawa Barat yang mengonsumsi singkong dan memanfaatkan seluruh bagian dari pangan tersebut.

"Tidak boleh ada yang terbuang. Sisa-sisa singkong dikomposkan dan sebagainya. Walaupun komposnya sederhana," ujar Yuli.

Dia memberikan contoh lain dari yang dilakukan Suku Dayak Punan Batu di Kalimantan, sebuah suku pemburu dan peramu, yang hanya mengambil secukupnya dari hutan untuk dikonsumsi dan menghindari eksploitasi berlebihan.

Baca juga: Kemenhut: Peran swasta diperlukan dalam konservasi di luar kawasan TN

"Mereka mengambilnya itu secukupnya. Karena kalau diambil lebih banyak mungkin nanti ada pembusukan. Mereka tahu mengambilnya itu dibagi dalam kelompok dan dibagi habis, tidak pernah mereka membuat stok yang begitu banyak," jelasnya.

Kearifan lokal tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat saat ini terutama masyarakat wilayah perkotaan, demi mengurangi jumlah timbulan sampah terutama sisa makanan yang mengisi mayoritas sampah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2023, dati total timbulan sampah 40,11 juta ton sebanyak 39,62 persen di antaranya adalah sampah sisa makanan. Terbanyak kedua dalam komposisi sampah nasional adalah sampah jenis plastik dengan persentase 19,15 persen.

Baca juga: Kemenhut ingatkan pentingnya berbagi ruang jaga keanekaragaman hayati

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024