Beijing (ANTARA) - Qiu Jianwen, seorang profesor bidang Biologi di Universitas Baptis Hong Kong (Hong Kong Baptist University), terkesima dengan perubahan "sahabat lamanya" dari sebuah misi ilmiah laut-dalam (deep sea) 11 tahun lalu.

Qiu Jianwen, seorang profesor bidang Biologi di Universitas Baptis Hong Kong (Hong Kong Baptist University), berkolaborasi dengan ilmuwan-ilmuwan asal Kanada, Spanyol, dan Kolombia selama penyelaman tersebut, yang merupakan kali pertama bagi kapal selam Jiaolong untuk mengangkut ilmuwan asing.


Qiu kembali menaiki Jiaolong, kapal selam laut-dalam berawak pertama yang dikembangkan secara mandiri oleh China, dalam ekspedisi 45 hari ke Samudra Pasifik Barat bersama kru ilmuwan internasional dari Agustus hingga akhir September lalu.

Jiaolong mungkin masih terlihat seperti versi lamanya dari 2013 ketika Qiu pertama kali menaikinya, tetapi kapal selam itu kini dilengkapi dengan kamera berdefinisi tinggi dan pipa sifon pengambil sampel (siphon sampler), serta sejumlah upgrade lainnya, yang membuat Qiu takjub. Dengan fitur-fitur yang telah disempurnakan tersebut, penemuan setidaknya puluhan spesies baru dapat dilakukan dalam ekspedisi kali ini.

Foto yang diambil pada 22 Oktober 2024 menunjukkan Qiu Jianwen, profesor Biologi di Universitas Baptis Hong Kong, saat wawancara di Hong Kong. ANTARA/Xinhua/Tan Jiaming

Qiu berkolaborasi dengan ilmuwan-ilmuwan asal Kanada, Spanyol, dan Kolombia selama penyelaman tersebut. Ini menjadi kali pertama bagi Jiaolong untuk mengangkut ilmuwan asing dalam ekspedisinya.

"Mereka sangat peduli dan sabar terhadap saya, mengingatkan saya untuk menjaga diri agar tetap hangat saat bekerja di laut-dalam yang sangat dingin," kata Zhang, yang merasa tersentuh oleh dukungan yang dia terima pada penyelaman pertamanya.


"Para kru kapal dari dalam maupun luar China memiliki bidang keahlian masing-masing, yang membuat pelayaran ini menjadi pelayaran yang gemilang bagi semua," kata Qiu.

Qiu mengenang bahwa suatu kali dia pernah mengira suatu jenis spons laut sebagai sampah. Jika bukan karena petunjuk dari seorang ilmuwan asal Spanyol, dia bisa saja melewatkan makhluk "berukuran mikro" itu.

Misi ini menciptakan ikatan kuat di antara tim ilmuwan multinegara tersebut karena mereka bekerja sama dengan erat satu sama lain, melestarikan dan mengategorikan sampel-sampel berbagai organisme laut-dalam sebelum sampel-sampel itu mulai terdegradasi, yang bisa terjadi dengan sangat cepat, tutur Zhang Shan, seorang peneliti perempuan pascadoktoral di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hong Kong (Hong Kong University of Science and Technology).

Dalam salah satu dari 18 penyelaman yang dilaksanakan selama ekspedisi tersebut, Zhang menaiki kapal selam Jiaolong bersama dua kru asing perempuan, jumlah kru perempuan terbanyak yang pernah diangkut oleh Jiaolong sejauh ini.

Foto yang diambil pada 14 Oktober 2024 ini menunjukkan Wang Qi, mahasiswa pascadoktoral di City University of Hong Kong, memeriksa sampel di Hong Kon. ANTARA/Xinhua/Tan Jiaming

"Mereka sangat peduli dan sabar terhadap saya, mengingatkan saya untuk menjaga diri agar tetap hangat saat bekerja di laut-dalam yang sangat dingin," kata Zhang, yang merasa tersentuh oleh dukungan yang dia terima pada penyelaman pertamanya. Zhang merasa pilu ketika mengingat sebuah sampel berwarna biru cerah yang dia ambil ternyata adalah sampah plastik, bukannya spesies baru seperti yang dia duga.


Saat Jiaolong membawa para ilmuwan lebih dekat ke ekosistem laut-dalam, mereka terkejut dengan beragam jenis sampah laut yang mereka temui dalam banyak penyelaman tersebut.

Produk-produk kimia yang dibuang ke perairan akan terbawa arus laut hingga ke laut-dalam, bukannya terurai, ujar Wang Qi, seorang peneliti pascadoktoral di City University of Hong Kong. Meskipun hanya ada sedikit penelitian mengenai dampak dari jenis-jenis bahan kimia baru terhadap ekosistem laut-dalam, kenyataan yang mencolok tentang polusi ini membutuhkan perhatian, ungkap Wang, yang mencapai rekor kedalaman 4.700 meter dalam sebuah penyelaman terpisah pada misi tersebut.

Foto ini menunjukkan kapal selam berawak Jiaolong di kapal penelitian Deep Sea No. 1 di Terminal Laut Tsim Sha Tsui di Hong Kong, 24 September 2024. ANTARA/Xinhua/Chen Duo
Ikon Diverifikasi Komunitas

Zhang merasa pilu ketika mengingat sebuah sampel berwarna biru cerah yang dia ambil ternyata adalah sampah plastik, bukannya spesies baru seperti yang dia duga


"Sebagai ilmuwan, kami bekerja untuk melindungi lautan yang menjadi tempat bergantung bagi manusia maupun komunitas laut-dalam yang luas dan belum diketahui," tutur Zhang.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024