Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) bersama Sutradara Garin Nugroho merilis film baru berjudul "Nyanyi Sunyi Dalam Rantang" untuk merayakan Hari Antikorupsi se-dunia yang jatuh setiap tanggal 9 Desember.

Selain merayakan Hari Antikorupsi se-dunia, perilisan film "Nyanyi Sunyi Dalam Rantang" diharapkan dapat menjadi media alternatif untuk menyuarakan pentingnya mencegah korupsi sistemik dari hulu ke hilir. Dengan begitu, tidak hanya masyarakat yang teredukasi melalui film tersebut, tetapi juga pihak pemerintah sebagai pemangku kebijakan.

"Film ini sengaja dibikin dalam konteks yang sederhana, tapi benar-benar mudah dipahami dengan menyorot realita-realita kehidupan yang ada di masyarakat," kata Aminudin selaku Koordinator Harian Stranas PK saat menghadiri penayangan khusus film "Nyanyi Sunyi Dalam Rantang" di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin.

Baca juga: KPK: Pemuda berperan sebarkan nilai antikorupsi lewat industri kreatif

"Tapi, kami yakin ketika terbentuk ekosistem yang frekuensinya sama pasti itu akan terbantu," sambungnya.

Stranas PK adalah arah kebijakan nasional yang memuat fokus dan sasaran pencegahan korupsi sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan aksi pencegahan korupsi di Indonesia.

Stranas PK dicetuskan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2018 dan diperkuat dengan Perpres No.54/2018 yang dirancang untuk mencegah terjadinya korupsi dengan memperbaiki sistem pemerintahan secara sistemik di setiap kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

Baca juga: KPK sebarkan nilai-nilai antikorupsi lewat festival film

Stranas PK dilaksanakan dengan aksi-aksi pencegahan korupsi untuk tiga fokus utama, yaitu Perizinan dan Tata Niaga, Keuangan Negara, dan Reformasi Birokrasi.

Untuk itu, KPK melalui Stranas PK menggandeng Garin Nugroho dalam pembuatan film tersebut guna meningkatkan kesadaran masyarakat serta pemerintah dalam mencegah tindakan korupsi dan penyalahgunaan hukum yang kerap terjadi di Indonesia.

"Kita melihat karakter Mas Garin di film realistis sekali, artinya kita ingin membuat film yang tidak muluk-muluk atau susah dipahami. Makanya kita sengaja mengajak Mas Garin biar filmnya lebih banyak (menampilkan hal) realistis," kata Aminudin.

Baca juga: KPK gencarkan edukasi antikorupsi di sekolah lewat festival film

Sepakat dengan Aminudin, Garin Nugroho selaku sutradara "Nyanyi Sunyi Dalam Rantang" ingin film garapannya dapat menjadi media sosialisasi alternatif agar Indonesia dapat menjadi negara bebas korupsi. Hal tersebut sejalan dengan tujuan Presiden Prabowo untuk menegakkan hukum serta memberantas korupsi di lingkup pemerintahan.

"Pak Prabowo menegaskan untuk menegakkan hukum di wilayah korupsi dan wilayah pengadilan melalui pidato-pidatonya, oleh karena itu kita perlu melakukan sosialisasi yang menampilkan tantangan dan masalah dengan fakta-fakta yang harus dipecahkan bersama," kata Garin.

Ke depannya, Stranas PK akan menyebarluaskan film "Nyanyi Sunyi Dalam Rantang" kepada masyarakat dan pemerintah Indonesia melalui berbagai inisiatif. Dengan begitu, diharapkan Indonesia akan menjadi negara bebas korupsi di masa yang akan datang.

Baca juga: KPK ajak sineas lokal Kalbar suarakan pesan antikorupsi

Baca juga: KPK sosialisasikan pemberantasan korupsi melalui film di Kupang

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024