Jakarta (ANTARA) - Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi (PR-KMG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mirna Widiyanti menyebutkan kolaborasi antara lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) menjadi faktor penting dalam upaya menangani kasus HIV/AIDS.
“Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dengan banyak LSM dan komunitas untuk mendukung kampanye melawan HIV/AIDS,” kata Mirna dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Selain melalui kampanye, LSM juga memainkan peran aktif dalam mendekati ODHA dan membantu mereka terlibat dalam kampanye melawan HIV/AIDS.
“Momentum seperti ini penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor,” imbuhnya.
Bercontoh dari upaya tersebut, Mirna menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang mencakup kerja sama nasional dengan berbagai pemangku kepentingan dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Baca juga: Mengenal obat ARV (Antiretroviral) untuk melawan HIV/AIDS
Peningkatan sinergi dengan lembaga seperti UNAIDS dan WHO juga dinilai perlu untuk memastikan kebijakan ARV tetap sesuai dengan standar global.
“Setiap pihak perlu kita upayakan bersama agar target eliminasi HIV di tahun 2030, dengan perwujudan 3.0. Nol infeksi baru, nol kematian akibat HIV, dan nol diskriminasi pada ODHA bisa tercapai,” ujar dia.
Mulai dari pencegahan kombinasi melalui edukasi penggunaan kondom, pemberian alat suntik steril, terapi metadon, dan pemberian profilaksis pra- dan pasca-pajanan (PrEP dan PEP).
“Upaya lainnya termasuk pencegahan penularan dari ibu ke anak melalui program PPIA, serta edukasi kesehatan reproduksi menggunakan pendekatan ABCDE (Abstinence, Be Faithful, Condom Use, Drug Avoidance, dan Education),” tuturnya.
Pemerintah juga telah melakukan surveilans dan pengujian dimana tes HIV sudah tersedia di lebih dari 12.000 fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Pemeriksaan viral load untuk memantau efektivitas terapi ARV juga tersedia di berbagai laboratorium.
Untuk penanganan kasus, terapi ARV yang optimal serta pengobatan infeksi menular seksual (IMS) menjadi prioritas. Penanganan IMS, seperti sifilis, gonore, dan herpes dianggap penting karena sering menjadi pintu masuk HIV.
Upaya ini dilakukan dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama serta media massa untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi terkait HIV/AIDS.
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024