Makkah (ANTARA News) - Penginapan atau pondokan jamaah haji Indonesia tahun 2014 ini disebut-sebut lebih baik namun lebih murah dibanding tahun sebelumnya.

Pada musim haji 2014 pemerintah berhasil melakukan penghematan sebesar Rp145 miliar dari biaya penginapan jamaah haji 2014 yakni Rp100 miliar dari biaya penginapan di Makkah dan sisanya di Madinah.

Penginapan yang paling banyak jumlahnya adalah di di Makkah sebanyak 116 penginapan yang terdiri dari 70 hotel dan sisanya adalah apartemen untuk menampung 164.000 jamaah dan petugas.

Penginapan di Madinah biasanya tidak ada masalah karena kualitasnya relatif bagus dibanding di Makkah sehingga seringkali penginapan di Makkah menjadi sorotan.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merasa heran pemerintah berhasil menghemat Rp145 miliar dari biaya penginapan jamaah haji 2014, namun dengan kualitas penginapan yang lebih baik dibanding sebelumnya.

"Ini membuat kami penasaran," kata Wakil Ketua Komisi III DPD Aziz Qahar Mudzakkar saat melakukan kunjungan ke Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Arab Saudi, Kamis (4/9), dalam rangka pengawasan atas pelaksanaan ibadah haji.

Rombongan anggota DPD yang dipimpin oleh Elviana Binti Muhammad Rusyam itu berada di Arab Saudi mulai 31 Agustus hingga 6 September. Sebelumnya mereka telah melakukan kunjungan kerja ke Madinah.

Aziz Qahar Mudzakkar meminta penjelasan lebih lanjut mengapa hal tersebut bisa terjadi, dan mempertanyakan apakah ada perbedaan negoisasi dengan penyelenggaraan haji tahun sebelumnya.

Hal yang sama ditanyakan oleh anggota DPD lainnya, Darmayanti Lubis Mansyur. Ia merasa heran. "Bagaimana ceritanya," kata Darmayanti.

Sebelumnya Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pada tahun ini tim pemondokan, antara lain didampingi oleh pihak Inspektorat Jenderal Kemenag, BPK, dan BPKP, saat melakukan negoisasi dengan pemilik pemondokan. Hal itu untuk menghilangkan rumor adanya mafia perumahan.

Lukman Hakim Saifuddin juga menjamin tidak ada lagi bangunan tua yang digunakan untuk pondokan jemaah haji Indonesia pada musim haji 1435 Hijriah. "Semua sudah memenuhi syarat tasrih atau layak pakai dan 75 persen adalah hotel bintang tiga dan selebihnya dalam bentuk apartemen," Lukman Hakim.

Negoisasi
Sementara itu Kepala Kantor Urusan Haji Daerah Kerja Makkah Endang Jumali yang juga masuk dalam tim negosiasi pemondokan/penginapan mengatakan dalam pengadaan penginapan ada dua tim yakni tim persiapan dan tim negoisasi. Selain itu juga ada pengawasan dari Inspektoran Jenderal Kemenag dan pengawas lainnya selama proses berlangsung.

Ia mengatakan tim persiapan melakukan proses awal pengadaan penginapan, seperti melihat kondisi penginapan, harga yang ditawarkan dan syarat-syarat lainnya. Selanjutnya tim negosiasi melakukan pembicaraan dengan pemilik penginapan, namun tim ini tidak bisa melakukan keputusan harga. Keputusan harga dilakukan oleh pihak lain sehingga tim tidak bisa kongkalikong. Selain itu selama proses berlangsung juga diawasai oleh pihak Itjen.

Endang juga mengatakan bahwa perantara penginapan dipotong habis terutama saat negosiasi di Madinah.
Endang mengatakan, hal lainnya yang membuat harga lebih rendah adalah saat ini sedang banyak dibangun penginapan. 

Sementara itu kuota haji dunia dikurangi karena pemerintah Arab Saudi sedang melakukan perluasan Masjidil Haram. Isu penyakit ebola juga membuat pemilik penginapan takut tidak mendapatkan jamaah. Hal ini membuat Indonesia mempunyai posisi tawar yang kuat karena memiliki jamaah haji terbesar.

Endang mengatakan sebelumnya ditetapkan biaya penginapan adalah 4.995 riyal per kepala namun kenyataanya yang harus dibayarkan hanya 4.400 riyal lebih per kepala.

Endang mengatakan walaupun harga lebih murah namun kriteria penginapan yang akan disewa harus sesuai yang diterapkan. Banyak syarat yang harus penenuhi, di antaranya harus mempunyai fasilitas lobi minimal 50 meter persegi, lift minimal bisa mengangkut 10 orang, lift terbaru, televisi, mesin cuci, pendingin udara, jemuran, karpet, dan resepsionis. 

Namun Endang juga mengingatkan bahwa jamaah haji perlu mematuhi aturan terutama yang menginap di hotel seperti tidak boleh memasak apalagi memasak yang mempunyai bau menyengat. Ia mengatakan, sistem sensor yang dapat mendeteksi jika ada jamaah memasak.

Kondisi hotel
Ia mengatakan dengan sistem pengadaan penginapan yang ketat tersebut membaut kualitas hotel yang disewa menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Salah satu hotel termewah adalah Hotel Al-Ardhu Mutamayyizah atau Land Premium (Paramount), sebuah hotel berbintang empat di daerah Jarwal Taisir yang berjarak kurang dari satu kilometer dari Masjidil Haram. Hotel yang baru berdiri ini berada di Sektor H Daker Makkah.

Ketika tim Media Center Haji memantau hotel tersebut, hotel baru diisi oleh petugas Kantor Sektor. Jamaah haji Indonesia sendiri memang baru akan masuk ke Makkah pada 10 September. Saat ini jamaah haji Indonesia ditempatkan terlebih dahulu di Madinah.

Menurut Kepala Sektor H, Denny Fathurahman Sadili hotel bintang empat ini akan menampung 3.779 orang dari sembilan kloter. 

Lobi hotel tersebut sangat luas dan mewah. Selain marmer yang mengkilat, sofa-sofa empuk juga akan menyambut jamaah haji. Sebanyak 20 lift yang bersih siap mengangkut jamaah ke kamar masing-masing.

Memasuki lorong ruangan, karpet tebal akan menyambut jamaah. Memasuki kamar hotel, harus menggunakan kartu khusus, demikian juga untuk menghidupkan lampu. Tentu hal ini perlu dilakukan sosialisasi kepada jamaah karena masih banyak jamaah yang belum pernah berpergian jauh apalagi ke luar negeri.

Kamar hotel diisi oleh empat hingga lima tempat tidur yang empuk dan berselimut tebal, tergantung luar ruangan. Selain pendingin ruangan yang bekerja dengan baik, kamar juga dilengkapi dengan televisi LCD, kulkas pemanas air dan "safety box". Sementara kamar mandi dilengkapi dengan kloset duduk, shower dan wastafel layaknya hotel bintang empat. 

Tim MCH juga mencoba membandingkan dengan pemondokan yang disebut-sebut memiliki standar fasilitas "minimal", yakni Bur Al-Khair yang berada di kawasan Mahbas Jin, atau di Sektor A. Bangunan berpola apartemen ini akan menampung 2.564 orang jamaah haji dari 7 kloter kata Kepala Sektor A, Nur Hariyanto.

Penginapan ini merupakan apartemen karena mempunyai ruang dapur walau terpisah dari kamar tidur. Nur Hariyanto mengatakan, walau dikatakan penginapan yang biasa-biasa saja, penginapan tersebut mempunyai fasilitas yang memadai.

Pemantauan di salah satu kamar, kamar 305, terdapat 4 ruang kamar tidur, 3 kamar mandi, dan 1 dapur lengkap dengan kulkas. Setiap kamar terdiri dari 4 sampai 7 tempat tidur single bed. Pada setiap kamar terdapat televisi tabung, pendingin ruangan "window" dan juga kipas angin.

Namun salah satu keunggulan penginapan ini adalah dengan dekat dengan Masjidil Haram dan terminal Masbah Jin yang terdapat bus untuk mengatar jamaah ke lokasi dengan Masjidil Haram, jika malas berjalan kaki.

Namun demikian, jamaah haji tidak bisa memilih hotel yang akan mereka tinggali. Pemerintah telah menerapkan sistem pengundian (qur'ah) secara terbuka di Jakarta.

Oleh Unggul Tri Ratomo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014