Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah mempersiapkan tolok ukur komprehensif mengenai pertumbuhan ekonomi digital dan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria menyatakan penilaian potensi ekonomi digital nasional hasil rilis berbagai lembaga riset sebesar 366 miliar dolar AS atau setara dengan Rp5,8 kuadriliun perlu dihitung ulang agar dapat menopang target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto sebesar delapan persen.
“Kita tidak tahu detailnya seperti apa dan bagaimana cara menghitungnya. Metodologinya seperti apa yang dipakai oleh lembaga konsultan. Membangun Sistem Pengukuran yang Komprehensif untuk Ekonomi Digital Indonesia,” kata Nezar saat membuka forum diskusi di Jakarta Selatan, Selasa.
Baca juga: Kemkomdigi percepat transformasi digital menuju Indonesia Emas 2045
Nezar Patria menekankan dengan pengukuran yang lebih tepat dan andal, Kementerian Komdigi akan dapat merumuskan langkah kolaboratif dan strategis dari berbagai pemangku kepentingan.
“Jika pengukuran ekonomi digital ke depannya bisa lebih valid dan bisa digunakan oleh seluruh pihak. Tentu, akan sangat membantu dalam penyusunan kita ke depan terutama membuat kebijakan yang lebih terarah,” ujar Nezar.
Menurut Nezar Patria, pengukuran juga perlu mempertimbangkan isu inklusivitas seperti digital gap atau kecenderungan pertumbuhan di daerah yang relatif masih tertinggal dalam hal adopsi teknologi dan transformasi digital.
Baca juga: Harbolnas 2024 jadi momentum perkuat ekonomi digital dan UMKM
Selain itu, menurutnya sejak awal dalam hal ekonomi digital, prinsip inklusivitas bisa dijadikan fondasi untuk menghasilkan rekomendasi yang konkret dan memperkuat sinergi.
Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital Bonifasius Wahyu Pudjianto menyatakan hasil pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dapat menganalisis kondisi saat ini dan potensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ke depan.
Baca juga: Airlangga sebut ekonomi digital sebagai lompatan pertumbuhan ekonomi
“Untuk menilai secara kuantitatif besaran pengaruh dan dampak aktivitas ekonomi digital terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Dengan kata lain, dapat mengetahui berapa persentase dari total Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau wilayah yang berasal dari sektor ekonomi digital,” ujarnya.
FGD tersebut juga turut dihadiri oleh Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam, Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Rama G. Notowidigdo, serta perwakilan Kementerian Perindustrian, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Badan Pusat Statistik.
Baca juga: Proyeksi tantangan dan harapan ekonomi Indonesia 2025
Baca juga: Menko Airlangga: Sektor digital tumbuh 16-18 persen secara tahunan
Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024