Jakarta (ANTARA) - Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian menyebutkan bahwa akselerasi riset saat ini lebih cepat dengan iklim yang kondusif sejak lembaganya mulai melakukan integrasi dengan beberapa lembaga riset pada 2021.
“Mereka (para periset) dengan mudah mengakses teman-teman risetnya di organisasi riset dan pusat riset lainnya. Ini merupakan salah satu keunggulan organisasi BRIN, sehingga iklim risetnya itu terbangun dengan komprehensif,” kata Amarulla saat dijumpai ANTARA usai Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor Riset BRIN di Jakarta, Rabu.
BRIN merupakan hasil integrasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Kementerian Ristek, serta litbang kementerian/lembaga (K/L). Hal ini sebagaimana yang diamanahkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 78 Tahun 2021.
Sejak integrasi, Amarulla mengatakan bahwa kekurangan riset pada instansi-instansi lain atau bidang keilmuan lain dapat dilengkapi atau diisi satu sama lain. Menurutnya, ini merupakan mekanisme dan skema yang sangat mendukung untuk terbentuknya iklim riset yang baik.
Pada Rabu, Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN mengukuhkan empat profesor riset baru dengan kepakaran masing-masing pada ilmu kelautan bidang biologi laut, ilmu teknik bidang teknik mesin, ilmu teknologi keantariksaan bidang teknologi penginderaan jauh, serta ilmu teknik bidang teknik material.
Pengukuhan Profesor Riset pada kali ini, sebut Amarulla, merupakan yang keenam kali dilaksanakan pada tahun 2024 dan BRIN telah mengukuhkan 24 profesor riset, termasuk yang dikukuhkan pada Rabu.
Menurut catatan Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN, keempat profesor riset yang dikukuhkan pada Rabu merupakan yang ke-685, ke-686, ke-687, dan ke-688 dari sebanyak 5.699 peneliti, serta merupakan profesor riset yang ke-62, ke-63, ke-64, dan ke-65 yang telah dikukuhkan di BRIN.
Secara umum, Amarulla menjelaskan bahwa bidang sains di BRIN dapat terbagi menjadi tiga kategori antara lain hard science, soft science, dan life science. Ia mengamini bahwa banyaknya jumlah peneliti dan penelitian di bidang STEM juga selaras dengan fokus pemerintah yang ingin meningkatkan SDM pada bidang tersebut.
Selain itu, imbuh dia, BRIN juga mendukung penelitian di bidang social science dengan riset-riset yang relevan dengan kondisi bangsa Indonesia, termasuk riset terkait perbandingan budaya bangsa pada masa lalu dan masa kini.
“Itulah yang menjadi riset-riset kita, selalu berupaya untuk menemukan inovasi dan memecahkan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia,” kata Amarulla.
Baca juga: BRIN kukuhkan empat profesor riset baru di ilmu kelautan hingga teknik
Baca juga: Peneliti BRIN jelaskan teknologi untuk melakukan penelitian laut dalam
Baca juga: BRIN ingatkan kerja sama berbagai pihak untuk bangun ekosistem EV
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024