Jakarta (ANTARA) - PT PGN Tbk, selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero), siap memainkan peran strategis sebagai agregator gas bumi nasional dengan menyerap produksi dari lapangan-lapangan gas baru.
"Sebagai agregator gas bumi nasional, PGN sangat siap untuk menyerap produksi gas dari proyek-proyek pengembangan lapangan-lapangan baru, termasuk gas dari Blok Masela yang akan berbentuk LNG. Salah satu pendekatan yang dilakukan PGN untuk meningkatkan distribusi gas nonpipa yaitu pembangunan LNG hub," kata Group Head of Gas, Supply, and LNG Trading PGN M Anas Pradipta dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, LNG hub menjadi solusi atas tantangan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi, khususnya di wilayah Indonesia timur.
"PGN memperhitungkan potensi peningkatan permintaan gas bumi dalam negeri sekitar tiga persen hingga tahun 2034, yang didorong oleh segmen kelistrikan, smelter, dan kilang," ujarnya dalam acara webinar yang diselenggarakan resourcesasia.id, Selasa (10/1).
Baca juga: PGN LNG Indonesia cetak rekor penyaluran gas tertinggi
Sejumlah proyek pengembangan lapangan yang sedang dijalankan pemerintah yaitu Blok Masela, Tangguh, dan lapangan-lapangan gas lainnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan selama proses transisi energi, pengembangan energi gas bumi akan dipercepat.
"Produksi gas di Indonesia akan meningkat dalam 2-3 tahun ke depan. Gas bumi akan menjadi energi utama selama masa transisi energi sampai tercapainya net zero emission tahun 2060," ujarnya dalam acara yang sama.
Anas menambahkan sumber pasokan gas hingga 2034 berasal dari gas pipa dan LNG.
Maka, PGN memanfaatkan pasokan gas berbasis LNG sebagai alternatif tambahan pasokan gas bagi pelanggan.
Baca juga: PGN-BGN kerja sama penyediaan gas untuk program makan bergizi gratis
“PGN sudah lebih dari siap untuk mendukung potensi penemuan giant discovery, termasuk mempertimbangkan kondisi tahun 2025. Seperti yang diketahui bahwa pasokan gas pipa menurun, sedangkan kita memiliki berbagai demand yang harus dipenuhi. Perkiraan kami di tahun 2025, terminal gas yang dimiliki PGN akan sangat penuh dan ini menunjukkan moda LNG berjalan dengan baik, sehingga kami siap menyerap pasokan LNG dan siap menjadi agregator gas di Indonesia," terangnya.
Menurut Anas, dengan menjadi integrator infrastruktur dan agregator komoditas gas bumi, maka PGN tetap memerlukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mempercepat distribusi gas bumi sesuai target.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024