Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan Kementerian Komdigi dipastikan terlibat dalam penyusunan kurikulum terkait koding sebagai salah satu bahan ajar bagi siswa di sekolah dasar dan sekolah menengah.

"Tentu dalam kerangka membuat kurikulumnya itu akan kerja sama dengan Kemkomdigi. Karena kami memang sudah banyak melakukan literasi digital sehingga kurikulum yang kita pakai untuk literasi-literasi ini bisa digunakan ketika kurikulum koding dilaksanakan di pendidikan biasa," kata Meutya di STMM Yogyakarta, Rabu.

Meutya menyebutkan bahwa setelah berkomunikasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti didapati hasil bahwa koding tidak akan masuk sebagai pelajaran wajib. Namun koding akan hadir sebagai topik edukasi yang sifatnya pilihan bagi siswa di sekolah dasar dan menengah.

Baca juga: Bekraf dorong kurikulum koding ditanamkan sejak sekolah dasar

Salah satu alasan yang membuat koding tidak dijadikan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah dasar dan menengah karena saat ini deep technologies atau teknologi mendalam seperti kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) kini sudah bisa mempermudah proses pembuatan koding.

Maka dari itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melibatkan Kemkomdigi untuk menyusun kurikulum mengenai koding yang aplikatif dan mudah dimengerti berkaca dari beragam kelas literasi digital yang sudah dikerjakan.

Selain akan terlibat dalam penyusunan kurikulum koding sebagai bahan ajar, Menkomdigi menyebutkan ada beberapa hal yang bisa dikerja-samakan antara Kemkomdigi dan Kemendikdasmen untuk menyukseskan pengenalan koding lewat institusi pendidikan sekolah dasar dan menengah.

Baca juga: Menristek ingin perluas kursus koding demi percepat talenta digital

Salah satunya ialah dengan melakukan pelatihan literasi digital kepada guru-guru di sekolah secara khusus membahas soal koding agar nantinya para guru bisa memiliki pemahaman yang lebih komprehensif sebelum mengajar muridnya. Teknik pelatihan ini dikenal dengan nama Training of Trainer (ToT).

"Jadi nanti kami akan bicara lagi dengan Pak Mendikdasmen, kerja samanya nanti seperti apa. Apakah hanya di pembentukan kurikulum atau di beberapa tempat tim literasi digital kami bisa turun ke sekolah-sekolah untuk melatih guru-gurunya terlebih dahulu. Supaya gurunya nanti bisa mandiri untuk memperkenalkan literasi digital. Saya rasa ini nanti kita akan bahas dengan Pak Mendikdasmen," tutur Meutya.

Baca juga: Kemenag buka beasiswa pelatihan coding bagi guru dan siswa madrasah

Baca juga: Kemendikbud: Asean robotic cikal bakal masa depan penerus bangsa

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024