Langkat, Sumut (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, AKBP Dwi Asmoro menyatakan ketiga korban ledakan di Pangkalan Brandan itu terkena sejenis mortir atau katagori tabung pelontar.

"Ya sejenis mortir yang mengenai ketiga korban warga Pangkalan Brandan," kata Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Langkat AKBP Dwi Asmoro, di Pangkalan Brandan, Senin.

Dwi Asmoro menjelaskan bahwa sudah dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan tim Gegana Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara, di lokasi kejadian.

Selain itu juga serpihan dari mortir tersebut juga sudah dibawa, untuk diteliti lebih lanjut oleh tim Gegana Polda Sumatera Utara dan lokasi juga sudah diamankan.

"Lokasi juga sudah aman setelah tim Gegana diterjunkan ke lokasi kejadian," ujarnya.

Kapolres Langkat yang baru menjabat tiga hari itu menjelaskan bahwa korban yang terluka dalam kejadiannya meledaknya mortir itu juga sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis terhadap berbagai luka yang dialami korban.

Dari keterangan yang didapat bahwa mortir tersebut didapat para korban didapat dari Aceh, sisa-sisa perang dulu barang kali, sambungnya.

Kini situasi sudah aman dan kondusif, karena kesigapan aparat dilapangan.

Meledaknya mortir yang didapat pengumpul barang bekas (botot) itu sekitar pukul 10.30 Wib, saat mana korban Azuar Sembiring dan Andi alias Agam, mengetok-ngetok mortir.

Tiba-tiba mortir meledak mengakibatkan kedua korban mengalami luka-luka, selain itu juga ada satu korban lainnya yang mengalami luka yaitu Waginem yang kesemuanya sudah mendapatkan perawatan untuk pertolongan.

Namun yang mengalami luka cukup serius adalah Azuar Sembiring, dimana jari kaki dan tangan putus dan bertebaran di dinding rumah.

Dan rumah yang ditempati korban dimana lokasi pengumpulan barang bekas (botot) juga turut mengalami kerusakan. (IFZ/R021)

Pewarta: Imam Fauzi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014