Lubuk Basung,- (ANTARA) - Lembaga Wakaf Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Bank Indonesia mengembangkan ekosistem pariwisata halal ramah Muslim berbasis wakaf produktif di kawasan Danau Maninjau, Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
"Dua tahun proses pembangunan rumah Buya AR Sutan Mansur. Hari ini peresmiannya," kata Ketua Lembaga Wakaf MUI (LWMUI/Wakaf MUI) Lukmanul Hakim di Lubuk Basung, Kamis.
Ia mengatakan LWMUI bersama Nagari Sungai Batang dan Departemen Ekonomi Syariah (DEKS) Bank Indonesia melihat potensi besar untuk pengembangan pariwisata halal di kawasan Maninjau sebagai pilot proyek pengembangan pariwisata ramah Muslim (PRM) berbasis desa wisata.
Melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) bersama LWMUI menggandeng kerja sama wakaf produktif dengan ahli waris keluarga Buya AR St Mansur-Ibu Fathimah Karim Amrullah merevitalisasi dan merekonstruksi rumah bersejarah warisan dari Inyiak Doktor Karim Amrullah kepada Fathimah Karim Amrullah, istri Buya AR Sutan Mansur, di tepi Danau Maninjau.
"Rumah itu digunakan untuk pusat pengembangan pariwisata ramah Muslim Nagari Sungai Batang. Lokasinya hanya beberapa ratus meter dari makam Syekh Amrullah dan masjid peninggalan Syekh Amrullah. Atau sekitar tiga kilometer dari Museum Buya Hamka," katanya.
Ia mengatakan PRM di Desa Wisata Nagari Sungai Batang ini akan menjadi pusat pengembangan pariwisata halal di Nagari Sungai Batang dan kawasan Danau Maninjau yang dikelilingi 10 nagari.
Ini dapat menjadi rantai nilai halal yang berdampak meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata, budaya, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMK).
"Ini merupakan percontohan implementasi dari peta jalan pengembangan Pariwisata Ramah Muslim yang disusun oleh para stakeholders pariwisata halal yang melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga serta komunitas pariwisata ramah Muslim," katanya.
Ia mengakui ada enam fungsi dalam pusat pengembangan PRM Nagari Sungai Batang di Maninjau, yakni manajemen organisasi desa wisata, pusat penjualan, pusat bisnis komunitas, pusat informasi wisatawan terintegrasi, pusat layanan homestay masyarakat, dan galeri produk-produk UMKM lokal.
Pusat PRM Nagari Sungai Batang dilengkapi dengan warung, rooftop untuk spot foto yang dapat memandang luas Danau Maninjau, serta ruang terbuka dan amphitheatre untuk pentas seni dan budaya masyarakat.
Di gedung yang berarsitektur rumah gadang itu terdapat ruang yang akan menjadi semacam museum mini untuk memajang dokumentasi, foto, barang-barang dan karya masa perjuangan Buya AR St Mansur dan Fathimah Karim Amrullah, Buya Hamka dan tokoh-tokoh perjuangan asal Maninjau yang menjadi bagian dari sejarah kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.
"PRM Sungai Batang juga akan dilengkapi sarana digital untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi, mempelajari budaya dan sejarah, marketplace paket wisata dan produk UMKM, serta sarana transaksi pembayaran berbasis QRIS," katanya.
Sementara Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menambahkan, dipilihnya kawasan Nagari Sungai Batang sebagai salah satu penghormatan kepada ulama besar Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang merupakan salah satu pendiri dan Ketua Umum MUI pertama.
Disamping itu, aset wakaf produktif yang dikembangkan adalah aset yang memiliki sejarah perjuangan ulama besar Buya AR Sutan Mansur yang beristrikan Fatimah Karim Amrullah dalam perjuangan nasional.
Baca juga: Pemerintah terus berupaya meningkatkan pariwisata halal
Baca juga: Asphuri kembangkan One Travel One Pondok Pesantren untuk wisata halal
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024