Nilai-nilai tersebut mencakup zero tolerance terhadap korupsi, kolaborasi lintas kementerian, serta sinergi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi berdialog dengan Menteri PPPA periode 1999-2001 Khofifah Indar Parawansa untuk membahas strategi memperkuat peran perempuan dalam pembangunan nasional.

"Kehadiran Ibu Khofifah telah memberikan banyak inspirasi melalui bimbingan dan dukungannya," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.

Baca juga: KPPPA: Ruang Bersama perkuat fungsi Desa Ramah Perempuan Peduli Anak

Menteri Arifah Fauzi memaparkan tiga program prioritas KemenPPPA sebagai bentuk komitmen terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Program tersebut meliputi Ruang Bersama Indonesia (RBI), perluasan fungsi call center SAPA 129, dan penguatan Satu Data Perempuan dan Anak Berbasis Desa.

Selain itu, Menteri Arifah Fauzi menekankan pentingnya mengadopsi nilai-nilai yang diajarkan Presiden Prabowo Subianto selama retreat di Magelang.

Nilai-nilai tersebut mencakup zero tolerance terhadap korupsi, kolaborasi lintas kementerian, serta sinergi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Semangat ini, menurutnya menjadi dasar dalam setiap langkah kementerian.

Baca juga: KemenPPPA: Pentingnya pendampingan dan pembatasan waktu medsos anak

Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA periode 1999 - 2001 Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya kolaborasi lintas institusi untuk meningkatkan perlindungan perempuan dan anak.

Pihaknya juga mendorong penyusunan data terintegrasi melalui program prioritas Satu Data Perempuan dan Anak, yang diharapkan dapat memetakan kebutuhan mendesak, termasuk bantuan bagi lansia yang tinggal sendiri.

Kemudian Khofifah menyarankan adanya nota kesepahaman (MoU) antarinstansi untuk mempercepat respons terhadap kebutuhan masyarakat.

"Dengan adanya MoU, koordinasi menjadi lebih efektif dan respons terhadap kasus-kasus darurat dapat segera dilakukan. Koordinasi antar instansi menjadi lebih mudah karena sifatnya mengikat dan membangun komitmen bersama. Hal ini memungkinkan kementerian untuk lebih cepat merespons kebutuhan, terutama di pengungsian yang sering kali ada anak-anak dan lansia. Kolaborasi lintas program, seperti Jatim Puspa untuk pemberdayaan usaha perempuan, juga dapat memperkuat prioritas kementerian dalam mendukung perempuan dan anak," ujar Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: Anak yang bunuh ayah dan nenek dipastikan peroleh hak pendidikan

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024