Jakarta (ANTARA) - Ketua Tobacco Control Support Center-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI) Sumarjati Arjoso mengemukakan bahwa orang tua memiliki peran yang cukup penting dalam meningkatnya jumlah perokok muda di Indonesia.

“Orang tua menyuruh anaknya untuk membelikan rokok, anaknya melihat orang tuanya merokok dan juga kena asap rokok di rumah dan lain-lain. Jadi, hal itu bisa saja menjadi pemicu anak merokok,” kata Sumarjati Arjoso usai kegiatan seminar dengan tema “Lindungi Anak Penyandang Disabilitas dari Bahaya Rokok”, di Jakarta, Jumat.

Oleh karena itu, dia meminta para orang tua agar lebih dewasa ketika mereka merokok. Jangan sampai kegiatan merokok tersebut, menjadi pemicu bagi anak-anak mereka dalam melakukan kegiatan tersebut.

Baca juga: Ketua TCSD-IAKMI: Harga rokok di Indonesia tidak boleh murah

Ia menambahkan bahwa meningkatnya perokok muda di Indonesia juga disebabkan mudahnya mereka mendapatkan rokok yang dijual secara bebas dan juga dengan cara ketengan. Hal tersebut semakin memperburuk keadaan generasi muda ke depannya.

“Memang untuk menangani masalah ini, perlu adanya kerja sama, tidak bisa ditangani sendiri-sendiri,” ujar dia.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat.

Baca juga: Bea Cukai pastikan harga jual eceran rokok naik pada 2025

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4 persen di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.

Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Sementara itu, data yang dikeluarkan oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3 persen (2016) menjadi 19,2 persen (2019).

Baca juga: Pemerintah perlu kebijakan basis bukti ilmiah tekan prevalensi merokok

Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5 persen), diikuti usia 10-14 tahun (18,4 persen).

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024