Cape Town (ANTARA News) - Nigeria terhindar dari skors badan sepak bola dunia FIFA, setelah federasi sepak bola negara itu (NFF) mengembalikan kantor pada awal pekan, kata FIFA pada Selasa.

Juara Afrika itu diberikan waktu sampai Senin pagi agar faksi rival melepaskan kendali NFF, dan presiden yang dilengserkan Aminu Maigari serta para stafnya diizinkan kembali ke pos-pos mereka setelah terdapat dua upaya untuk menyapu mereka dari kantor pada beberapa bulan terakhir.

FIFA, dalam surat yang dikirimkan kepada NFF yang dirilis kepada media, mengatakan pihaknya menganggap masalah ini telah selesai dan tidak akan menghukum negara itu.

Ini akan menjadi kelegaan besar bagi Nigeria, yang akan memainkan pertandingan kualifikasi Piala Afrika melawan Afrika Selatan di Cape Town pada Rabu.

Seandainya mereka didiskualifikasi pada Senin, Nigeria akan kehilangan pertandingan itu dan didiskualifikasi, yang membuat mereka tidak mampu mempertahankan mahkota Piala Afrikanya.

FIFA telah memberi ultimatum pada pekan lalu setelah Maigari kalah pemungutan suara di kantor itu pada proses pemilihan yang tidak sah, yang memecah komunitas sepak bola Nigeria dan tidak diakui FIFA.

"Kami mencatat kembali normalnya Federasi Sepak Bola Nigeria dan pemenuhan kondisi-kondisi yang disebutkan oleh Komite Darurat FIFA. NFF tidak diskors," kata surat yang ditandatangani sekretaris jenderal FIFA Jerome Valcke.

"Pengembalian ke normalisasi ini, sebagai indikasi korespondensi dari presiden federasi Nigeria terhadap FIFA dalam surat pada 8 September, telah dicatat bersama dengan pemulihan dan kembali bekerjanya, tanpa hambatan, markas besar asosiasi di Abuja terhadap presiden NFF dan staf."

Bagaimanapun, FIFA meminta diadakannya pemilihan baru dan memperingatkan bahwa "semestinya proses yang terkena dampak interfensi apapun atau kejadian atau kecelakaan apapun, kasus itu akan kembali diacu - dan tanpa pemberitahuan atau peringatan apapun - kepada badan-badan FIFA yang sesuai untuk secepatnya menjatuhkan skors kepada NFF sampai Kongres FIFA berikutnya, demikian Reuters.

(H-RF)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014