Jika setelah diingatkan masih ada yang berperilaku melanggar hukum maka nasibnya seperti tikus dalam sangkar ini...,

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membagikan sajadah dan tikus hidup kepada staf saat peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia), sebagai simbol komitmen memberantas korupsi dan menjaga integritas di lingkungan kerja.

“Manakala sujud di atas sajadah ini, ingatlah anak dan istri di rumah. Kalau Anda terjebak masalah akibat korupsi, bukan hanya Anda yang menderita, tapi juga keluarga – pasangan dan anak-anak Anda,” kata Mentan saat peringatan Hakordia 2024 lingkup Kementan di Jakarta, Jumat.

Mentan menegaskan bahwa dirinya tak main-main menentang semua praktik korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian.

Dia menyampaikan pesan tegas di Hari Antikorupsi Sedunia dengan membagikan sajadah dan tikus kepada sejumlah staf Kementan, sebagai simbol komitmen untuk memberantas praktik korupsi.

Perwakilan staf yang maju mendapatkan sajadah dan tikus adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang selama ini turut berwenang dalam menentukan tender.

Amran menegaskan bahwa tindakan korupsi tidak hanya melanggar hukum negara tetapi juga bertentangan dengan ajaran agama.

“Kita harus bisa membentengi para pegawai kita. Kalau kita berhasil membentengi pegawai, Kementan akan terhormat dan kita pun bisa memenuhi amanah Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai target swasembada pangan secepat-cepatnya,” tegasnya.

Mentan memberikan tikus dalam sarang sebagai simbol peringatan bagi para pegawai akan potensi perilaku korupsi. Baginya, tikus melambangkan para pelaku korupsi yang merugikan negara dan rakyat Indonesia.

“Jika setelah diingatkan masih ada yang berperilaku melanggar hukum maka nasibnya seperti tikus dalam sangkar ini. Terisolasi tidak bisa bertemu keluarga atau siapapun. Keluarga juga akan merasakan akibatnya dengan mendapatkan sanksi sosial,” terangnya.

Peringatan Hakordia 2024 di Kementan mengusung tema “Pegawai Kementerian Pertanian Siap Menegakkan Budaya Antikorupsi Untuk Mewujudkan Swasembada Pangan”.

Bersamaan dengan peringatan Hakordia ini, Mentan bersama Inspektur Jenderal Kementan Komjen Setyo Budiyanto meluncurkan aplikasi Puspita Tani. Aplikasi ini merupakan layanan informasi pertanian yang berisi pengaduan dan informasi umum berbasis Whatsapp Messenger.

Komjen Setyo menyebutkan Inspektorat Jenderal akan secara konsisten melaksanakan pembudayaan antikorupsi bagi pegawai dan pimpinan di lingkungan Kementan.

“Kami secara konsisten melakukan pencegahan korupsi antara lain dengan meningkatkan kesadaran (awareness), pemahaman dan pembudayaan antikorupsi serta menginternalisasi nilai-nilai antikorupsi bagi pimpinan dan seluruh pegawai di lingkungan Kementan,” kata Setyo.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024