Pramono: Tidak ada 01, 02, 03, yang ada kemajuan warga Jakarta

Saya adalah orang yang membuka ruang seluas-luasnya untuk duduk bersama, bersilaturahmi, memikirkan bersama, berdiskusi bersama, mencari jalan keluar bersama

Jakarta (ANTARA) - Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung menyebutkan sudah tidak ada lagi ego dari masing-masing pendukung pasangan calon yang berkompetisi di Pilkada 2024.

"Sudah enggak ada lagi ego 01, 02, 03. Yang ada adalah kemajuan warga Jakarta," katanya saat mengunjungi RS Harapan Jayakarta di Jakarta, Sabtu.

Pramono juga mengaku siap untuk berdiskusi dan mencari jalan keluar bersama dengan semua pihak guna kemajuan Jakarta.

"Saya adalah orang yang membuka ruang seluas-luasnya untuk duduk bersama, bersilaturahmi, memikirkan bersama, berdiskusi bersama, mencari jalan keluar bersama," jelasnya.

Hal itu disampaikan menanggapi sejumlah partai politik di DPRD Jakarta yang menyatakan mendukung pemerintahan Pramono-Rano di Jakarta. Seperti halnya PKB menyatakan dukungan kepada pasangan nomor urut 3 tersebut.

Bagi Pramono, sejauh ini dirinya sudah banyak berkomunikasi dengan sejumlah partai yang sebelumnya mendukung pasangan lain pada kontestasi Jakarta baik di kepengurusan maupun yang bekerja sebagai anggota DPRD.

"Saya juga sudah berkomunikasi dengan pimpinan-pimpinan parpol, ketua DPRD, wakil ketua, ketua-ketua fraksi, dan lain-lain," lanjut dia.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno atau Si Doel meraih suara terbanyak dalam Pilkada Jakarta 2024 yakni 2.183.239 suara.

Pram-Doel dinyatakan mendapatkan suara terbanyak yakni 2.183.239 suara, sementara paslon lainnya yakni nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mendapatkan 1.718.160 suara. Di posisi ketiga paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana meraih 459.230 suara.
Baca juga: Keteladanan di balik Rido menerima hasil pilkada
Baca juga: GKJ yakin Pramono-Rano mampu tuntaskan persoalan Jakarta
Baca juga: Strategi Pramono usai DKI Jakarta berubah jadi DKJ