Jakarta (ANTARA) - Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mempersiapkan diri dari risiko sakit dan memberikan ketenangan menghadapi situasi darurat seperti operasi usus buntu yang dialami Mari Maria yang merantau di Jakarta.

Dalam keterangan BPJS Kesehatan diterima di Jakarta, Sabtu, Mari menjelaskan salah satu yang menjadi beban pikiran adalah risiko sakit disertai biaya pengobatannya ketika jauh dari kampung halaman dan sangat penting mempersiapkan diri dengan cara mendaftar sebagai peserta JKN dan memastikan statusnya aktif. .

Mari yang ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12), sedang menjalani perawatan usai operasi penyakit usus buntu setelah mengalami gejala nyeri pada perut yang hilang timbul disertai dengan demam menggigil, sampai pada satu waktu rasa sakitnya bertambah parah dan membuatnya muntah dan dilarikan ke UGD untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Baca juga: Derita tukak lambung, Astrid dapat manfaat JKN untuk rawat inap di RS

"Sebelum dibawa ke sini saya bilang sama suami untuk membawa kartu BPJS Kesehatan, supaya nantinya tidak ada kendala saat pendaftaran, singkat cerita sampai di UGD saya langsung diperiksa oleh dokter dan diberikan infus karena posisinya sudah lemas sekali. Setelah lumayan membaik, dokter bilang kemungkinan saya terkena penyakit usus buntu, untuk memastikannya saya juga langsung cek darah dan USG perut," ujar Mari.

Penyakit yang diderita oleh Mari terjadi akibat penyumbatan pada rongga usus buntu, dengan sejumlah faktor penyebabnya yaitu pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi pada saluran pencernaan atau bagian tubuh lain, sumbatan pada pintu rongga usus buntu akibat penumpukan feses atau tinja yang mengeras, dan cedera bagian perut.

"Dari hasil pemeriksaan, resmi saya didiagnosa terkena penyakit usus buntu yang sudah parah, sehingga dokter langsung menyarankan operasi untuk penyembuhan, dan kebetulan hari ini jadwal tindakannya. Karena tidak ada pilihan lain akhirnya saya setuju, namun tetap saya pastikan seluruh tindakan ini dilakukan terhadap saya sebagai pasien BPJS Kesehatan, biar saya bisa tenang dan fokus untuk sembuh dari penyakit ini saja," ucapnya.

Baca juga: Peserta JKN berbagi pengalaman kemudahan akses layanan kesehatan

Terdaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau sering disebut mandiri di kelas rawat tiga, Mari dan suami menilai pelayanan yang didapatkan selama dirawat dua hari ini sangat baik, mulai dari petugas nonmedis seperti satpam dan loket pendaftaran yang sangat informatif, kemudian juga perlakuan dari dokter serta perawat ramah, ruangan yang bersih dan nyaman, hingga kebutuhan obat sekaligus makanan diberikan teratur sesuai dengan waktunya.

Meskipun pengobatan belum tuntas, Mari mengapresiasi BPJS Kesehatan dan RSUD Pesanggrahan karena sudah memberikan kemudahan dan harapan baginya untuk bisa sembuh dari penyakit usus buntu yang dideritanya saat ini.

Baca juga: Peserta rasakan manfaat besar JKN dibandingkan dengan iuran dibayarkan

"Harapannya semoga program ini semakin maju lagi, semakin banyak membantu masyarakat, termasuk perantau seperti kami ini, terima kasih banyak BPJS Kesehatan dan RSUD Pesanggrahan. Pesan saya untuk masyarakat Indonesia adalah supaya mendukung program ini dengan menjadi peserta dan membayarkan iuran setiap bulannya, kalau bukan kita yang menggunakan, berarti kita membantu yang sakit, seperti halnya saya saat ini yang sangat terbantu berkat iuran peserta lainnya," demikian Mari.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024