Jstanbul (ANTARA) - Kedutaan besar (Kedubes) Turki di Damaskus akan dibuka pada Sabtu, menurut pengumuman Menteri Luar Negeri Turki pada Jumat (13/12) malam.
"Mereka (staf kedutaan) sedang dalam perjalanan sebagai satu tim. Kedutaan akan mulai beroperasi besok," kata Hakan Fidan kepada lembaga penyiaran swasta, NTV.
Terkait keruntuhan rezim Bashar Assad awal bulan ini di tengah kemajuan cepat yang dilakukan ant -rezim, Fidan mengatakan Turki "membuka jalan agar hal ini terjadi tanpa pertumpahan darah".
Upaya itu, menurut Fidan sambil merujuk pada Rusia dan Iran, terus dilakukan melalui perundingan dengan "dua aktor utama."
Dia menggarisbawahi bahwa Suriah saat ini memiliki "pemerintahan yang berdaulat" yang mampu merebut kembali wilayahnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintahan tersebut tidak akan mengakui otoritas kelompok teror PKK/YPG, atau pun "kekuatan lain mana pun" di tanah air.
Fidan sebelumnya menyebutkan bahwa kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) telah mengendalikan sebuah wilayah tempat lima juta warga Suriah tinggal.
Menlu Turki itu juga menyoroti bahwa kelompok telah memperoleh pengalaman dalam menyediakan layanan perkotaan, pendidikan, layanan dasar, transportasi, dan banyak layanan lainnya dalam kurun 5-6tahun.
Fidan menyoroti tujuan strategis Turki untuk melenyapkan kelompok PKK/YPG. Ia menambahkan, "Mereka harus membubarkan diri atau mereka akan dibubarkan."
Dia menggarisbawahi bahwa Israel telah mengembangkan strategi untuk menghancurkan kemampuan pemerintahan baru di Suriah.
Fidan menyebutkan bahwa Israel ingin menciptakan ruang di Suriah agar dapat melakukan operasi udara dan darat "kapan pun dianggap perlu."
Menlu Turki mengatakan pemerintah negaranya telah mengirim pesan kepada rezim Israel, dan memperingatkan mereka agar meninggalkan "strategi berbahaya" itu.
Tentara Israel merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah pada Minggu (8/12), tak lama setelah PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa kesepakatan pelepasan dengan Damaskus, yang dipantau PBB, sudah runtuh.
Pasukan anti rezim merebut Damaskus pada Minggu setelah kemajuan cepat terjadi hingga mendorong Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia, setelah perang saudara berlangsung selama 13 tahun dan 53 tahun pemerintahan keluarganya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Turki: Israel targetkan kedaulatan Suriah dengan pola pikir penjajah
Baca juga: Turki nyatakan berhasil hancurkan 32 target teroris di Irak dan Suriah
Erdogan: Turki tidak akan membiarkan Suriah terpecah belah lagi
Penerjemah: Katriana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024