Batam (ANTARA News) - Petugas Bea dan Cukai Batam Kepulauan Riau mendapati seorang calon haji asal Kalimantan Barat yang tergabung dalam Kelompok Terbang 13 Embarkasi Batam membawa uang tunai sebanyak Rp200 juta.

"Hari ini kami mendapati ada seorang jamaah bawa uang Rp200 juta, tanpa melapor ke Bank Indonesia," kata Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Tipe B Batam, Emi Ludiyanto di Batam, Sabtu.

Seharusnya, berdasarkan ketentuan Peraturan BI, seseorang yang membawa uang ke luar negeri di atas Rp100 juta harus melapor ke BI.

Menurut Emi, kebijakan itu penting untuk pengawasan lalu lintas uang serta memudahkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dalam menjalankan tugasnya.

Meski begitu, Bea dan Cukai memutuskan untuk meloloskan ratusan juta rupiah dibawa calon haji ke Tanah Suci.

"Yang membawa uang ini pergi bersama keluarganya, ada empat orang kalau tidak salah, jadi uang itu dibagi-bagi agar tidak melanggar peraturan," kata dia.

Emi tidak memastikan mengapa jamaah calon haji membawa rupiah dengan nominal besar ke Arab Saudi. Apalagi, mata uang rupiah tidak bisa digunakan untuk bertransaksi di luar negeri.

"Kecuali mereka membawa riyal atau dolar. Kenapa membawa rupiah, harus dipertanyakan lagi," kata dia.

Terpisah, Wakil Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah Haji Embarkasi Batam, Widarto mengatakan ada beberapa kemungkinan mengapa jamaah membawa uang dengan nominal besar ke Arab Saudi.

"Kemungkinannya untuk Badal Haji. Berdasarkan percakapan kami dengan sejumlah jamaah, itu alasan mereka membawa uang besar," kata dia.

Badal haji adalah ibadah haji dengan pengganti. Biasanya ibadah itu diniatkan oleh keluarga untuk saudaranya yang sudah meninggal dunia. Badal Haji dilakukan oleh orang lain dengan kompensasi sejumlah uang.

"Biasanya membayar antara 1.500 sampai 2.000 riyal atau sekitar Rp4 juta per orang yang di-Badal haji-kan," kata dia.

Uang itu dititipkan kepada jamaah yang berangkat haji. Kemudian jamaah itu mencari orang-orang yang biasa atau bisa menjalankan ibadah dengan bayaran.

"Jumlahnya bisa banyak, bisa puluhan orang, kakeknya, neneknya dan banyak lagi," kata dia.

Orang yang melaksanakan Badal Haji juga kemungkinan adalah orang Indonesia yang menerima bayaran dengan rupiah.

Namun, Widarto enggan memastikan Badal Haji adalah alasan calon haji asal Kalbar membawa uang Rp200 juta ke Tanah Suci.

"Itu harus dikonfirmasi lagi," kata dia.

(Y011/T007)

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014