Sarajevo (ANTARA) - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menyerukan supaya gencatan senjata di Ukraina dan pertukaran tahanan perang antara Ukraina dengan Rusia dapat berlangsung selama perayaan Natal di kedua negara berkonflik itu.

Dalam konferensi pers setelah mengikuti rapat Dewan Eropa di Brussels, Belgia, Orban berkata bahwa karena kehidupan adalah bagian terpenting dari nilai-nilai masyarakat Eropa, upaya-upaya melindungi nyawa harus diambil.

"Natal sudah dekat. Saya tak melihat alasan mengapa di dua atau tiga hari perayaan Natal Kristen Ortodoks kita tak perlu mencegah jatuhnya nyawa di medan tempur," ucap PM Hungaria, menurut video yang disiarkannya di media sosial X pada Jumat.

"Saya telah mengambil langkah untuk memajukan hal tersebut," kata dia, sembari menyatakan keyakinan bahwa usulan tersebut "dapat diwujudkan".

Orban juga mengaku tak melihat alasan pihak-pihak berperang tak menyetujui pertukaran tahanan "yang kira-kira jumlahnya 700 orang dari masing-masing pihak", supaya mereka bisa kembali ke keluarga.

"Hal ini mungkin tak signifikan dibanding tujuan geopolitik, namun tetap saja, jika ada ribuan jiwa yang tidak tewas saat Natal dan ratusan atau ribuan ayah yang bisa kembali ke keluarga mereka, inilah nilai-nilai Eropa," ucap dia.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam konferensi pers tahunannya di Moskow pada Kamis (19/12), membenarkan bahwa Orban mengusulkan gencatan senjata saat Natal.

Sembari menyatakan keterbukaannya terhadap usulan itu, Putin berkata bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolaknya.

Serangan Rusia ke Ukraina, yang oleh Rusia disebut sebagai "operasi militer khusus", bermula pada 24 Februari 2022 dan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Eropa serius pertimbangangkan kerahkan pasukan ke Ukraina
Baca juga: Putin nyatakan siap berunding dan bertemu dengan Trump
Baca juga: Kubu Trump yakin konflik di Ukraina tuntas dalam beberapa bulan

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024