Masyarakat harus dapat memberikan pertolongan pertama. Minimal buat diri sendiri, keluarga, dan masyarakat lain

Kabupaten Bogor (ANTARA) - Praktisi kedaruratan bencana dari Tim Respon Darurat Kesehatan (RDK) Dompet Dhuafa Muhammad Faisal mengajak masyarakat memahami kecakapan bantuan hidup dasar atau basic life support, sehingga masyarakat mengetahui langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana.

Kecakapan bantuan hidup dasar tersebut terangkum dalam akronim Danger, Response, Send for help, Circulation, Airway, dan Breathing (DRSCAB).

"Itu prinsip kegawatdaruratan, D-nya Danger. Pastikan aman diri, aman lingkungan, aman pasien. Maksudnya, keamanan diri kita didahulukan, safety first," kata Faisal kepada ANTARA dalam kegiatan latihan manajemen kebencanaan yang digelar di Kawasan Gunung Bunder, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Kedua adalah R untuk Response, yakni dengan melihat respon korban dengan menepuk-nepuk bagian tubuh korban untuk memeriksa apakah ada denyut nadi atau tidak, untuk selanjutnya dilakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

Baca juga: UI beri pelatihan 'basic life support' kejadian henti jantung di IKN

"Dengan kondisi apapun, patah tulang, perdarahan, luka bakar, kalau jantungnya tidak berfungsi, percuma nih kita lakukan pertolongan. Artinya, yang paling krusial kita pastikan bahwa fungsi jantungnya, detak jantungnya itu harus ada," jelasnya.

Ketiga adalah S untuk Send for help atau mencari bala bantuan. Ia menekankan masyarakat perlu mengetahui kontak darurat terpadu 112, demi mempercepat proses pertolongan dalam keadaan gawat darurat.

Selanjutnya adalah C untuk Circulation, artinya memeriksa sirkulasi pernapasan korban saat terjadi bencana. Kemudian A untuk Airway, yakni dengan mempertahankan saluran udara yang masuk dan keluar pada korban bencana, serta B untuk Breathing yang artinya memastikan korban tersebut untuk tetap bernapas.

Baca juga: Bantuan hidup dasar perlu dipelajari masyarakat demi keselamatan nyawa

"Masyarakat harus dapat memberikan pertolongan pertama. Minimal buat diri sendiri, keluarga, dan masyarakat lain," tutur Faisal.

Jika berbagai macam upaya tersebut bisa dipahami oleh seluruh masyarakat, Faisal berharap suatu saat nanti akan timbul jiwa kerelawanan dari setiap masyarakat, sehingga korban jiwa dalam suatu kejadian bencana alam bisa diminimalisasi.

Diketahui, pelatihan bantuan hidup dasar menjadi salah satu program yang dilakukan dalam latihan manajemen kebencanaan untuk sekitar 200 relawan yang digelar oleh Dompet Dhuafa.

Baca juga: Ribuan pelajar di Sumsel dilatih bantuan hidup dasar kondisi darurat

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024