Jakarta (ANTARA) - Mathla’ul Anwar yang lahir lebih dari seratus tahun lalu di Menes, Banten, telah menjadi salah satu pilar penting dalam perkembangan pendidikan dan dakwah di Indonesia.

Organisasi ini tidak hanya berfokus pada penyebaran ilmu agama, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam setiap langkah dakwahnya.

Dengan pendekatan yang khas, Mathla'ul Anwar membuktikan bahwa agama dan budaya bisa berjalan beriringan, saling mendukung, dan memperkuat satu sama lain.

Sejak awal berdirinya, Mathla’ul Anwar memiliki visi untuk mengedepankan pendidikan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam yang moderat dan toleran, tanpa melupakan kearifan lokal.

Di tengah masyarakat yang majemuk, organisasi ini menawarkan pemahaman Islam yang mengedepankan kedamaian dan keharmonisan, sehingga dakwah yang disampaikan bisa diterima dan relevan dengan kehidupan masyarakat setempat.

Dalam perjalanannya, Mathla’ul Anwar telah melahirkan ribuan lembaga pendidikan, dari tingkat madrasah hingga sekolah menengah.

Lembaga-lembaga ini bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan karakter dan nilai-nilai moral kepada generasi muda, yang kelak menjadi bagian penting dalam membangun bangsa.

Di sinilah peran penting Mathla’ul Anwar sebagai agen perubahan yang memperkenalkan pendidikan berbasis agama dan budaya.

Namun, Mathla'ul Anwar tidak berhenti pada pengajaran agama semata. Mereka melihat dakwah sebagai sarana untuk membangun masyarakat yang berkarakter, beradab, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, organisasi ini terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan dakwah, menjangkau generasi muda yang lebih terbiasa dengan dunia digital.

Ke depan, Mathla’ul Anwar berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan sosial-ekonomi.

Salah satu langkah strategis yang sedang dijalankan adalah pendirian perguruan tinggi dan penguatan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Tujuannya jelas yakni memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan umat, serta menjaga relevansi dakwah dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Dengan segala pencapaian dan komitmennya, Mathla’ul Anwar terus membuktikan bahwa dakwah tidak hanya soal menyampaikan pesan agama, tetapi juga membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik, dengan landasan budaya dan kearifan lokal.

Sebagai organisasi yang sudah melewati perjalanan panjang, Mathla’ul Anwar tetap menjadi simbol keberagaman dan kemajuan dalam dakwah, serta penggerak perubahan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.


Agama dan Budaya

Dakwah kultural Mathla'ul Anwar mengedepankan pemahaman bahwa agama dan budaya tidak hanya dapat berjalan berdampingan, tetapi harus saling menguatkan.

Dengan pendekatan ini, Mathla'ul Anwar hadir di tengah masyarakat yang memiliki tradisi kuat, seperti di Banten, dengan cara yang lebih ramah dan relevan.

Organisasi ini tidak sekadar menyampaikan ajaran agama secara tekstual, tetapi juga menghargai dan mengakomodasi nilai-nilai budaya lokal, menciptakan ruang dialog antara agama dan budaya.

Kepemimpinan KH. Embay Mulya Syarief, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA), menjadi contoh konkret dari dakwah kultural ini.

Embay tidak hanya fokus pada peningkatan pemahaman agama, tetapi juga memperjuangkan pemberdayaan sosial dan pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal.

Melalui kebijakan dan program-program yang digagasnya, KH. Embay mengajak masyarakat untuk menjaga tradisi, namun tetap relevan dengan perkembangan zaman yang semakin global dan modern.

Pada 20 hingga 22 Desember 2024, Lampung menjadi tuan rumah Rakernas II Mathla'ul Anwar yang dihadiri oleh 500 peserta dari pengurus pusat, wilayah, daerah, serta badan otonom seperti Muslimat, Generasi Muda, Himpunan Mahasiswa, dan Ikatan Pelajar Mathla'ul Anwar.

Rakernas ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga momen untuk merumuskan strategi dakwah kultural yang lebih kuat dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Salah satu fokus utama Rakernas 2024 adalah penguatan kerjasama internasional dan pemanfaatan teknologi untuk memperluas jangkauan dakwah.

Mathla'ul Anwar berencana untuk membangun kolaborasi global, memperkenalkan platform dakwah digital yang dapat menghubungkan umat Islam di berbagai negara, serta memperluas akses pendidikan di daerah-daerah terpencil.

Salah satunya adalah rencana pendirian perguruan tinggi di Lampung, yang diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islam moderat dan kebudayaan lokal.

Rencana ini juga akan mencakup riset tentang kebutuhan pendidikan lokal serta kemitraan dengan pemerintah dan universitas lain.

Selain pendidikan, Rakernas Mathla'ul Anwar juga mengusung pemberdayaan sosial dan ekonomi sebagai agenda utama.

Salah satu program yang akan dikembangkan adalah pemberian makan bergizi gratis di sekolah-sekolah, yang tidak hanya berfokus pada kesehatan anak-anak, tetapi juga memberdayakan UMKM lokal dengan menyediakan bahan makanan dari usaha kecil setempat.

Selain itu, Mathla'ul Anwar juga berencana membangun pusat pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, dengan melibatkan masyarakat dalam pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha mikro.

Upaya pemberdayaan ekonomi berbasis masjid ini tidak hanya memperkuat kehidupan ekonomi masyarakat, tetapi juga menciptakan ruang bagi dakwah yang lebih terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pendekatan ini, Mathla'ul Anwar tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga menghidupkan peran masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat secara menyeluruh.

Tidak bisa dipungkiri, teknologi digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita saat ini. Untuk itu, dakwah digital menjadi bagian penting dari strategi Mathla'ul Anwar ke depan.

Salah satu inisiatif besar yang akan diluncurkan dalam Rakernas 2024 adalah pelatihan dakwah digital untuk dai lokal, yang difokuskan pada pembuatan konten dakwah yang mudah diakses oleh generasi muda.

Platform dakwah digital yang sedang dikembangkan ini bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan Islam yang moderat dan damai dengan cara yang lebih efektif dan sesuai dengan cara hidup anak muda zaman sekarang.

Melalui pelatihan ini, dai lokal diharapkan dapat memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk menyebarkan dakwah yang lebih inklusif, tanpa mengabaikan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat.

Ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa dakwah Mathla'ul Anwar tetap relevan dan dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat, terutama kaum muda yang semakin terhubung dengan dunia digital.

Lebih dari seratus tahun berdiri, Mathla'ul Anwar tetap menjadi organisasi yang berdedikasi untuk pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan sosial.

Dengan lebih dari seribu lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, organisasi ini telah banyak berkontribusi dalam memajukan bangsa. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal keterlibatan masyarakat akar rumput.

Untuk itu, sinergi antara Mathla'ul Anwar dan pemerintah, serta lembaga-lembaga lainnya, menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan bersama dalam membangun bangsa yang lebih baik.

Dakwah kultural Mathla'ul Anwar adalah sebuah gerakan yang mencoba menghubungkan tradisi dengan modernitas, agama dengan budaya, dan teknologi dengan nilai-nilai luhur.

Dengan strategi yang lebih inklusif dan berbasis pada kearifan lokal, Mathla'ul Anwar siap menjawab tantangan zaman, memperluas jangkauan dakwah, dan memberikan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih maju dan berkeadaban.

Di tangan tokoh-tokoh terbaik Indonesia, masa depan Mathla'ul Anwar di Indonesia diharapkan semakin cerah, menjanjikan perubahan positif bagi umat dan bangsa.


*) Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum dan Sosial Universitas Mathla’ul Anwar Banten.

Copyright © ANTARA 2024