Setidaknya ada puluhan titik yang memiliki kandungan migas tapi belum dieksplorasi sampai sekarang,"
Sorong (ANTARA News) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi akan mengoptimalkan eksplorasi minyak dan gas di Papua serta Maluku mengingat masih banyak titik lokasi, baik di lepas pantai maupun daratan yang belum dieksplorasi.

"Setidaknya ada puluhan titik yang memiliki kandungan migas tapi belum dieksplorasi sampai sekarang," kata Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Papua dan Maluku Enrico CP Ngantung kepada pers di Sorong, Papua Barat, Jumat.

Hal tersebut disampaikan saat workshop kinerja industri hulu migas yang diselenggarakan oleh SKK Migas dan delapan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Menurutnya, saat ini di wilayah Papua-Maluku (Pamalu) ada 54 KKKS dan yang sudah produksi sebanyak enam KKKS, sementara sisanya masih dalam tahap eksplorasi.

Potensi minyak di Pamalu, katanya, sebesar 15.500 barel per hari, sementara gas 1.249 MMSCFD per hari.

"Produksinya memang tidak banyak di wilayah kita. Namun masih bisa ditingkatkan jika semua KKKS sudah beroperasi dan titik yang ada minyaknya dimanfaatkan," katanya.

Dia mengaku untuk eksplorasi migas membutuhkan biaya yang tidak sedikit bahkan beberapa di antaranya gagal karena ternyata kandungan minyaknya tak ada atau sedikit, padahal sudah mengeluarkan dana miliaran rupiah.

Dicontohkan sebanyak 22 sumur ternyata gagal dieksplorasi karena deposit minyaknya tidak ada sehingga investor rugi sekitar Rp165 miliar.

"Memang potensi kerugian bagi investor sangat tinggi. Karena kemungkinan kerugian tetap ada walaupun sebelumnya sudah dilakukan studi lapangan," katanya.

Karena potensi kerugian tinggi, Enrico tidak menampik jika tidak banyak investor lokal yang berminat melakukan eksplorasi migas.

Hal itu dimungkinkan mengingat pengeboran minyak adalah berteknologi tinggi serta beresiko tinggi.

"Eksplorasi lebih banyak dilakukan investor asing kalaupun ada dari lokal biasanya menggandeng investor asing," katanya.
(A025/M026)

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014