Jakarta (ANTARA) - Yayasan Sakuranesia memfasilitasi peluang kolaborasi pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia-Jepang melalui metode industri-akademik Kyoto, Jepang.
Founder Sakuranesia, Tovic Rustam dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa model kolaborasi industri-akademik Kyoto memberikan wawasan berharga bagi realisasi pendidikan teknik praktis di Indonesia.
"Khususnya, pendekatan unik Kyoto dalam memadukan industri tradisional dengan inovasi dapat diterapkan dalam pengembangan program pendidikan di Jember," katanya.
Baca juga: Yayasan Sakuranesia pererat hubungan pendidikan Indonesia-Jepang
Ia mengatakan detail program kerja sama konkret akan difinalisasi mulai 2025, dengan rencana pengembangan program pendidikan yang memanfaatkan pengetahuan Kyoto tentang kolaborasi industri-akademik internasional dan pertukaran pelajar antara kedua negara.
Menindaklanjuti hal itu, Sakuranesia sebagai yayasan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan berbagai lembaga terkait di Kyoto.

Pertemuan tersebut difasilitasi oleh PT Star Up dan diselenggarakan di Impact Hub Kyoto yang melibatkan Wakil Kepala Departemen Promosi Start-up dari Kyoto Knowledge Industry Creation Forest, Yuki Kanayama serta Penasihat Impact Hub, Ghoki Nishitani.
Dalam diskusi itu, dibahas seputar platform inovasi terbuka dengan konsep co-creation yang dinamakan KOIN. Platform itu dikelola oleh Kyoto Knowledge Industry Creation Forest.
Melalui platform tersebut, kata Tovic, mahasiswa Unej dapat memperoleh pengetahuan Kyoto tentang kolaborasi industri-akademik untuk mengembangkan pertukaran pendidikan dan budaya kedua negara.
Baca juga: Yayasan Jepang-Indonesia bantu dua sekolah rusak di Lamahala, Adonara
Baca juga: Yayasan donasi warga Jepang berminat merenovasi sekolah di Jakarta
"Yang menarik perhatian adalah keselarasan antara filosofi co-creation KOIN dengan visi Sakuranesia tentang pembangunan Asia yang berkelanjutan," katanya.
Dengan menggabungkan pengalaman Impact Hub Kyoto dalam mendukung start-up internasional dan program pendidikan teknik Universitas Jember, Tovic berharap dapat terbangun model kerja sama Indonesia-Jepang yang baru.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024