Shanghai (ANTARA) - Megafactory milik pabrikan mobil Amerika Serikat (AS), Tesla di Shanghai telah memulai uji coba produksi, tujuh bulan setelah pembangunannya dimulai, demikian menurut Tesla China pada Selasa (31/12).

Perusahaan tersebut pada Selasa mengatakan kepada Xinhua bahwa pabrik itu dikhususkan untuk memproduksi baterai penyimpanan energi Tesla, Megapack, yang produksi massalnya direncanakan akan dimulai secara penuh pada kuartal I 2025.

Proyek tersebut, pabrik kedua Tesla di Shanghai, menggarisbawahi komitmen perusahaan AS itu untuk berinvestasi pada perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut, menampik retorika "pemisahan diri" (decoupling) dan "penghilangan risiko" (de-risking) dari China yang digaungkan oleh beberapa politisi AS.

Pembangunan pabrik itu mencetak rekor baru "kecepatan Tesla" di China, saat Gigafactory, pabrik pertama Tesla di pusat keuangan Shanghai di China timur, dibangun dan diresmikan dalam waktu satu tahun pada 2019.

Pabrik baru tersebut dibangun dengan kapasitas awal untuk memproduksi 10.000 unit per tahun, setara dengan sekitar 40 gigawatt hour (GWh) penyimpanan energi.

Menempati area seluas sekitar 200.000 meter persegi, megafactory tersebut melibatkan total investasi sekitar 1,45 miliar yuan (1 yuan = Rp2.214) atau sekitar 201.7 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.162), menurut administrasi Kawasan Khusus Lin-gang di Zona Perdagangan Bebas Percontohan (Shanghai) China.

Megafactory itu merupakan yang pertama dari jenisnya yang dibangun oleh Tesla di luar AS, setelah peresmian gigafactory miliknya pada 2019, yang melibatkan investasi awal lebih dari 50 miliar yuan.

Dalam upacara peluncuran megafactory tersebut pada Mei, Tesla menandatangani kesepakatan dengan Shanghai Lingang Economic Development (Group) Co., Ltd., mengamankan batch pertama pesanan untuk Megapack di China.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2024