Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia dan Singapura menyepakati perjanjian bersama penerapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Johor-Singapura (Johor-Singapore Special Economy Zone/JS-SEZ) dengan tujuan menarik investasi inovatif global.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dan PM Singapura Lawrence Wong meyaksikan pertukaran dokumen perjanjian tersebut di Putrajaya, sebelum memberikan keterangan media bersama yang diikuti secara daring di Kuala Lumpur, Selasa (7/1).

Kedua pemimpin negara mencapai beberapa kesepahaman terkait penerapan KEK tersebut, yang mereka yakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan memberikan manfaat besar bagi kedua negara.

Anwar mengatakan selain menyepakati KEK, pertemuan bilateral delegasi dua negara juga menunjukkan kesepahaman dan kemajuan dalam menyelesaikan permasalahan baru maupun yang belum terselesaikan sebelumnya.

Sejumlah isu tersebut berkaitan dengan perundingan masalah demarkasi maritim, penyediaan air, ruang udara dan ekspor energi melalui kabel bawah laut.

Dalam pertemuan itu, Singapura, menurut Anwar, juga menyatakan mendukung Keketuaan ASEAN Malaysia dalam menciptakan peluang baru di bidang energi, digitalisasi, perdagangan, dan investasi regional guna memperkuat posisi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di kancah global.

PM Lawrence mengatakan kedua pemimpin negara sepakat perjanjian bersama penerapan KEK harus memberikan manfaat bagi warga dua negara, dan itu menjadi dasar pelaksanaan KEK tersebut.

Proyek-proyek penting di KEK untuk membangun Singapura dan Johor semakin kuat sehingga semakin kompetitif dan dapat menarik lebih banyak investor, serta membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan untuk masyarakat kedua negara.

Ia juga mengatakan terdapat pembahasan peningkatan konektivitas transportasi. Adanya Jalur Sistem Transit Cepat Johor Bahru-Singapura (Johor Bahru-Singapore Rapid Transit System Link/RTS Link) yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2026, dan akan mampu membawa 20.000 penumpang per jam.

Kerja sama lain yakni energi hijau dan berkelanjutan, termasuk perdagangan listrik juga masuk dalam pembahasan keduanya. Dan ia mengatakan mereka berkomitmen penuh untuk pengembangan ASEAN Power Grid, yang merupakan proyek interkoneksi listrik regional yang bertujuan meningkatkan akses terhadap energi di Asia Tenggara.

Pertemuan delegasi dua negara itu merupakan Retret Pemimpin Malaysia-Singapura yang ke-11.

Pada kesempatan tersebut kedua pemimpin negara juga menyaksikan pertukaran enam nota kesepahaman (MoU) dan satu letter of intent (LOI) terkait kerja sama di bidang bidang pendidikan, perempuan dan kesejahteraan sosial, perubahan iklim, penangkapan dan penyimpanan karbon, pembangunan perkotaan, serta upaya memerangi kejahatan lintas batas.

Baca juga: Malaysia angkat tema Inklusivitas dan Keberlanjutan di Keketuaan ASEAN

Baca juga: Investasi di Malaysia pada 2023 menembus angka Rp1,07 kuardriliun

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025