Jakarta (ANTARA) - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), produsen baja di Indonesia, menargetkan menjadi produsen baja paling efisien dalam hal energi di Asia sebagai upaya mendukung pengurangan emisi karbon serta mencapai net zero emission pada 2050.

Untuk mencapai target tersebut, Chairman Executive Committee GRP Kimin Tanoto menyatakan pihaknya bekerja sama dengan dua perusahaan asal Jerman yakni DEG Impulse dan PT TÜV SÜD .

"Industri baja saat ini mengalami perubahan besar, dan pemain yang tidak mengadopsi transisi hijau tidak akan bertahan," katanya melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.

Melalui kerja sama dengan TÜV SÜD, lanjutnya, GRP mencari cara untuk mengurangi emisi karbon dari penggunaan energi untuk memperkuat posisinya sebagai produsen baja rendah karbon terdepan.

Hal ini sekaligus mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target iklim 2030 dan memenuhi kebutuhan baja, dalam upaya transisi ke energi yang lebih bersih.

Dikatakannya, kemitraan tersebut telah menyelesaikan audit energi komprehensif pada fasilitas produksi baja dari GRP yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, serta mengungkapkan langkah konkret untuk meningkatkan efisiensi energi dari pabrik.

Langkah-langkah dari audit ini, tambahnya, mendukung komitmen perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi di fasilitas pabrik dan hal operasional, dengan tujuan mengurangi semua emisi karbon operasional di pabrik pada 2030.

"Selain itu juga dalam upaya mencapai target net zero pada 2050, sekaligus mendukung misi pemerintah Indonesia untuk mencapai net zero pada tahun 2060," ujar Kimin.

Peningkatan efisiensi energi GRP juga akan memberikan harga yang lebih kompetitif para konsumen, sehingga dapat memperluas akses konsumen terhadap baja rendah karbon berkualitas serta mendekarbonisasi rantai nilai.

Sebelumnya, GRP juga secara sukses mendapatkan investasi pertama World Bank di industri baja Asia selama lebih dari satu dekade, melalui penandatanganan perjanjian pembiayaan senilai hingga 60 juta dolar AS dengan International Finance Corporation (IFC).

Pembiayaan ini akan memungkinkan produsen baja tersebut menambah empat ahli dekarbonisasi ke timnya, yang akan memberikan saran dan membantu melaksanakan hasil audit efisiensi energi perusahaan, sehingga dapat mendukung tujuan dari GRP Net Zero Roadmap yang telah diluncurkan.

"Upaya untuk mengurangi pemborosan energi ini juga melengkapi program lain seperti mencari energi hijau, menggunakan hidrogen biru dan hijau, serta meningkatkan kemampuan internal dalam transisi ke energi terbarukan," kata Chief Transformation Officer GRP Kelvin Fu.

Manajer Senior DEG Impulse Sonja Hoos menambahkan pihaknya memberikan kontribusi keuangan untuk menyelesaikan audit ini melalui fasilitas business support services (BSS), yang didanai bersama oleh Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman (BMZ).

Baca juga: Industri baja nasional dukung akselerasi ekonomi hijau

Baca juga: PT GRP terima investasi dari IFC senilai 60 juta dolar AS

Baca juga: GRP berkomitmen terapkan keberlanjutan dalam usaha

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025