Sejak jauh hari KMP memposisikan jabatan ketua MPR RI untuk kader Partai Demokrat, tapi menjelang pemilihan bisa beralih untuk kader PAN. Ini menunjukkan solid dan kompaknya KMP."
Jakarta (ANTARA News) - Keberuntungan bagi Zulkifli Hasan terpilih menjadi ketua MPR RI, setelah paket pimpinan MPR RI yang diusulkan Koalisi Merah Putih (KMP) memenangkan voting pada rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR RI di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu pagi.

Pada voting tersebut, KMP memeroleh 347 suara sedangkan pengusul lainnya, koalisi Indonesia hebat (KIH) mendapat 330 suara dari 678 anggota MPR RI yang hadir. Satu suara lainnya memilih abstain.

Pagi itu juga, paket pimpinan MPR RI dari KMP yakni ketua Zulkifli Hasan dari Partai Amanat Nasional (PAN) serta empat wakilnya, Mahyudin (Partai Golkar), EE Mangindaan (Partai Demokrat), Hidayat Nur Wahid (Partai Keadilan Sejahtera), dan Oesman Sapta Odang (DPD RI), langsung dilantik dan diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung Muhammad Hatta Ali.

Pada prosesi pelantikan serta pembacaan sumpah janji juga ditandai dengan penyerahan palu yang merupakan simbolik dari penyerahan pimpinan sementara kepada pimpinan definitif MPR RI.

Rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR RI berlangsung selama sekitar 20 jam dan terasa sangat melelahkan.

Rapat paripurna yang dipimpin oleh pimpinan sementara MPR RI yakni, Maimanah Umar (DPD RI, 77 tahun) dan Ade Rizki Pratama (F Gerindra, 26 tahun), dibuka pada Selasa (7/10) pukul 11.00 WIB.

Karena banyaknya interupsi dari anggota MPR RI yang terbelah menjadi dua kekuatan sehingga rapat paripurna mengalami beberapa kali skors untuk melakukan lobi.

Setelah melakukan lobi baik di internal koalisi maupun maupun fraksi-fraksi lintas koalisi, akhirnya rapat paripurna dibuka lagi pada pukul 22.00 malam dan terus berlanjut hingga Rabu (8/10) pukul 05.30 WIB.

Dengan terpilihnya, Zulkifli Hasan sebagai ketua MPR RI periode 2014-2019 maupun paket pimpinan MPR RI yang diusulkan oleh KMP, merupakan kemenangan KMP yang kesekian kalinya atas KIH.

Dengan hasil tersebut KMP menguasai parlemen, baik pimpinan DPR RI maupun pimpinan MPR RI, serta KMP juga ingin menguasai pimpinan komisi dan alat kelengkapan di DPR RI dan MPR RI.

Setelah terpilih sebagai ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menyampaikan sambutan untuk pertama kalinya sebagai ketua MPR RI.

Pada sambutan tersebut, Zulkifli menyatakan bahwa jabatan sebagai ketua MPR RI adalah amanah yang berat, karena itu ia memohon doa dan meminta dukungan dari masyarakat Indonesia agar ada dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

"Mudah-mudahan tugas yang berat ini, jika didukung dan didoakan oleh seluruh rakyat Indonesia akan menjadi ringan," katanya.

Zulkifli juga menyatakan, syukur atas kepercayaan tersebut, apalagi dia merasa didampingi oleh tokoh-tokoh senior dan berpengalaman.

Pria kelahiran, Penengahan, Lampung, pada 17 Mei 1962 ini mengaku, sama sekali tidak berambisi untuk menjadi ketua MPR RI.

Ketika wacana paket pimpinan MPR RI disebut-sebut, nama Zulkifli Hasan juga bukan diwacanakan sebagai calon ketua MPR RI, tapi sebagai wakil ketua MPR RI.

Namun, dinamika politik yang berkembang dinamis terjadi perubahan pada Selasa (7/10) malam, namanya diusulkan sebagai calon ketua MPR serta nama EE Mangindaan dari Partai Demokrat ditukar menjadi calon wakil ketua MPR RI.

"Saya diberi tahu oleh Pak Hatta Rajasa (Ketua Umum PAN), kalau nama saya diusulkan sebagai calon ketua MPR RI. Saya dapat informasi itu tadi malam sekitar jam sembilan," katanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Menurut Zulkifli, ketika mendapat kabar perubahan posisi itu, ia merasa seperti tersambar petir karena tidak memiliki ambisi untuk menjadi ketua MPR RI.

Ketua DPP PAN ini menyatakan, semula ia ingin menolak diusulkan sebagai calon ketua MPR RI, tapi karena mempertimbangkan ini merupakan amanah partai sehingga menerimanya.

Zulkifli menilai, MPR RI adalah lembaga tinggi negara yang memiliki kewenangan untuk mengawal Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Sebagai ketua MPR RI saya berjanji akan menjalankan tugas dengan baik, di antaranya menguatkan harmonisasi antara DPR dan DPD," katanya.

Ketua DPR RI periode 2014-2019, Setya Novanto, memberikan apresiasi atas terpilihnya paket pimpinan MPR RI pada rapat paripurna pemilihan pimpinan MPR RI yang berakhir Rabu pagi.

Menurut dia, keberhasilan KMP mengusung paket pimpinan MPR RI menunjukkan, koalisi yang dimotori oleh Partai Gerindra itu kompak dan solid.

Novanto juga menilai, keberhasilan Zukifli Hasan terpilih sebagai ketua tidak lepas dari konsolidasi dan komunikasi yang efektif antara Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

"Sejak jauh hari KMP memposisikan jabatan ketua MPR RI untuk kader Partai Demokrat, tapi menjelang pemilihan bisa beralih untuk kader PAN. Ini menunjukkan solid dan kompaknya KMP," kata dia.


Figur dan Karir

Zulkifli Hasan dilahirkan di Penengahan, Lampung, pada 17 Mei 1962 dari pasangan Hasan dan Siti Zaenab.

Ia menjalani kehidupan masa kecilnya di Penengahan. Zulkifli menamatkan sekolah dasar (SD) pada 1957 dan sekolah menengah pertama (SMP) pada 1979.

Setelah lulus dari SMP, ia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 53 Jakarta dan lulus pada 1983.

Zulkifli kemudian melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana Jakarta dan lulus pada 1996.

Setelah bekerja di beberapa lembaga, ia kemudian melanjutkan lagi pendidikannya pada program Magister Manajemen di PPM Manajemen Jakarta dan lulus pada 2003.

Beberapa catatan dalam biodatanya antara lain, ia pernah menduduki jabatan Presiden Direktur PT Panamas Mitra Inti Lestari,

Presiden Direktur PT Batin Eka Perkasa (1988), Presiden Direktur PT Sarana Bina Insani (1999), serta Komisaris Utama PT Hudayasafari Travel (2000).

Selain berkarir di dunia usaha, Zulkifli Hasan juga berkarir di politik. Ia tercacat sebagai Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Buruh Tani dan Nelayan Provinsi Lampung, Wakil Ketua Paguyuban Masyarakat Lampung Sai, serta deklarator Ikatan Pemuda Lampung di Jakarta.

Zulkifli juga adalah anggota Muhammadiyah Jakarta, pelindung Yayasan Al Husna Jakarta, serta pernah menduduki jabatan sebagai wakil ketua komite tetap Kadinda DKI Jakarta.

Di politik, Zulkifli tercatat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2005-2010 dan salah satu ketua DPP PAN periode 2010-2015.

Sebagai kader PAN, Zulkifli terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009 dan 2009-2014, tetapi kemudian dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Kehutanan.

Dalam kehidupan rumah tangga, Zulkifli memiliki seorang istri, Hajjah Soraya serta empat orang anak yakni Putri Zulya Savitri, Zita Anjani, Muhammad Farras Nugraha, dan Muhammad Rafi Haikal. (R024/A026)

Oleh Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014