Beijing (ANTARA) - Respons cepat dan efisien terhadap gempa bumi bermagnitudo 6,8 di Xizang membuktikan bahwa China memiliki tata kelola yang baik serta prinsip yang mengutamakan rakyat dan kehidupan mereka.
Tak lama setelah gempa mengguncang wilayah Dingri pada 7 Januari, Presiden China Xi Jinping memerintahkan pelaksanaan upaya penyelamatan yang optimal untuk menyelamatkan nyawa dan meminimalkan jumlah korban.
Sebuah pertemuan otoritas pusat menyerukan upaya maksimal untuk merawat korban yang terluka, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar mereka yang terdampak, serta mempercepat pemulihan dan rekonstruksi pascabencana.
Mobilisasi personel dan sumber daya dilakukan secepat mungkin guna menyelamatkan setiap nyawa dan menyediakan tempat berlindung yang hangat bagi penduduk yang mengungsi akibat gempa, yang menyebabkan 126 orang tewas dan 337 lainnya luka-luka. Kecepatan dan efisiensi dari upaya penyelamatan telah memastikan keselamatan nyawa dan harta benda masyarakat semaksimal mungkin.
Respons cepat itu sangat mengesankan. Dalam waktu 10 menit pascagempa, pesawat penyelamat sudah mengudara. Dalam waktu kurang dari setengah jam, operasi penyelamatan telah dilakukan di area pusat gempa. Sembilan jam setelah gempa, semua ruas jalan yang rusak telah diperbaiki dan siap untuk dilalui kendaraan, dan sinyal komunikasi seluler telah pulih.
Perawat memeriksa seorang anak laki-laki yang terluka akibat gempa bumi di Rumah Sakit Rakyat Xigaze di Kota Xigaze, Daerah Otonomi Xizang, China barat daya, pada 8 Januari 2025. ANTARA/Xinhua/Tenzin Nyida
Operasi penanggulangan bencana yang efisien mencerminkan peningkatan besar pada infrastruktur Xizang, mulai dari jalan, listrik hingga telekomunikasi, serta tata kelola yang baik di Xizang.
Daerah tersebut meningkatkan respons daruratnya ke level tertinggi pada hari pertama gempa. Helikopter digunakan untuk mengangkut beberapa warga yang terluka. Dalam satu kasus, pemerintah setempat mengatur sebuah helikopter untuk memindahkan seorang anak perempuan berusia lima tahun yang terluka parah akibat gempa dari Kota Xigaze ke Lhasa, ibu kota Xizang. Perjalanan sejauh 237 kilometer itu memakan waktu satu jam tujuh menit, menghemat waktu untuk perawatan.
Selain dana dan material yang dialokasikan oleh berbagai kementerian dan departemen, Xizang menerima bantuan dari seantero China, termasuk tim medis dari Shanghai, satu batch sumbangan trombosit, dan 50 ton teh Tibet dari provinsi tetangga, Sichuan. Sejumlah biara dan kuil baik di dalam maupun di luar Xizang juga memberikan sumbangan.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan negara secara keseluruhan, Xizang telah mengukir berbagai pencapaian luar biasa selama beberapa dekade terakhir, termasuk menghapuskan kemiskinan absolut. Jalan raya, jalur kereta, dan bandara telah menghubungkan daerah perbatasan di China barat daya itu menjadi lebih dekat dengan bagian-bagian lain dari negara tersebut, sehingga memungkinkan bantuan mengalir dari segala penjuru.
Dengan dukungan kuat dari seluruh negeri, mereka yang terdampak gempa akan dapat memperbaiki dan membangun kembali rumah mereka, kemudian melanjutkan kehidupan normal sesegera mungkin. Xizang akan melanjutkan perjalanannya menuju modernisasi bersama dengan seluruh bangsa.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025