Sosialisasi dan komunikasi risiko terkait HMPV ini melalui penyebaran informasi seperti melalui seminar, zoom (webinar), dan koordinasi terkait pelaporan

Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur (Sudinkes Jaktim) memperkuat sosialisasi dan pemantauan peningkatan kasus Human Metapneumovirus (HMPV) di wilayahnya berdasarkan surveilans berbasis laporan penderita melalui website dan saluran lainnya.

"Tentu kita melakukan sosialisasi dan pemantauan atas perkembangan kasus berdasarkan laporan surveilans berbasis website dan saluran lainnya seperti laporan yang ada di Sistem Kewapadaan Dini dan Respon (SKDR)," kata Kepala Sudinkes Jaktim Herwin Meifrendy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pemkot Jaktim temukan empat kasus HMPV awal 2025, semua sudah sembuh

Herwin menyebut, pihaknya juga memantau kasus HMPV melalui Surveilans Dinas Kesehatan Jakarta dan laporan berbasis laboratorium untuk mendeteksi kasus awal dan memberikan respons cepat dalam mencegah penyebaran lebih lanjut.

Lalu, Sudinkes Jaktim juga terus menyosialisasikan dan mengomunikasikan ke masyarakat terkait risiko dan penyebaran virus HMPV.

"Sosialisasi dan komunikasi risiko terkait HMPV ini melalui penyebaran informasi seperti melalui seminar, zoom (webinar), dan koordinasi terkait pelaporan," ujar Herwin.

Baca juga: Berolahraga dan berjemur bantu kuatkan imun untuk mencegah HMPV

Selain itu, Herwin menjelaskan, HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab penyakit infeksi saluran napas akut (ISPA), baik pada saluran napas atas maupun bawah, yang ditemukan hampir sepanjang tahun.

Gejala virus HMPV antara lain batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan. Sedangkan pada kasus yang sudah kronis maka akan mengalami kesulitan bernapas, bronkiolitis jika adanya peradangan saluran udara kecil, dan pneumonia.

"Jadi memang kelompok rentan itu ada pada anak-anak di bawah lima tahun, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, pasien dengan sistem imun lemah, dan pasien dengan penyakit pernapasan kronis," ucap Herwin.

Lebih lanjut, Herwin mengimbau kepada warga setempat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah dan mengantisipasi penularan HMPV.

Baca juga: DKI terus pantau kasus penyakit mirip influenza

"Kita imbau warga waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), selalu mencuci tangan dan mengenakan masker," kata Herwin.

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) melalui Suku Dinas (Sudin) Kesehatan menemuka empat kasus Human Metapneumovirus (HMPV) pada Januari 2025 dan semuanya sudah dinyatakan sembuh.

Orang yang terkena kasus HMPV berusia 31 tahun ditemukan di wilayah Ciracas, lalu yang berusia 8 dan 40 tahun di Cipayung, sedangkan yang 5 tahun ditemukan di Pasar Rebo.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025