Fenomena gelandangan di sekitar Jabodetabek ini tidak hanya pada persoalan sosial, tetapi juga perlindungan anak. Banyak anak yang tidak mendapat pengasuhan dan mereka juga menjadi korban kekerasan psikis, fisik...
Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memandang faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab terjadinya filisida atau pembunuhan anak yang dilakukan oleh orang tuanya.
"Faktor utamanya ekonomi," kata Anggota KPAI Diyah Puspitarini di Jakarta, Selasa, menanggapi kasus tewasnya balita (3 tahun 9 bulan) akibat dianiaya oleh kedua orang tuanya di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kemudian faktor lainnya, kata dia, adalah kondisi sosial dan ketidaktahuan orang tua dalam pengasuhan anak.
Baca juga: KPAI sesalkan warga biarkan anak dalam keluarga berkonflik
Korban merupakan anak dari gelandangan dan tidak memiliki rumah.
Diyah Puspitarini menilai bahwa kondisi korban yang terlantar dan berada di jalanan membuat korban rentan mengalami kekerasan.
KPAI pun berharap pengungkapan kasus filisida tidak hanya berhenti di kasus ini.
"Fenomena gelandangan di sekitar Jabodetabek ini tidak hanya pada persoalan sosial, tetapi juga perlindungan anak. Banyak anak yang tidak mendapat pengasuhan dan mereka juga menjadi korban kekerasan psikis, fisik, bahkan sampai meninggal dunia," kata Diyah Puspitarini.
Baca juga: Polisi dalami temuan mayat seorang anak laki-laki di Bekasi
Sebelumnya, jenazah balita laki-laki berinisial RMR (3 tahun 9 bulan) ditemukan oleh warga di sebuah ruko di kawasan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pada Senin (6/1).
Korban tewas diduga dianiaya oleh orang tuanya karena korban muntah di teras minimarket.
Polisi kemudian menangkap tersangka AZR (19) dan SD (22) di Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/1). Kedua tersangka adalah orang tua korban.
Dalam keseharian kedua tersangka merupakan pengemis.
Baca juga: Polisi tangkap dua pelaku kasus penemuan mayat di Bekasi
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025