Jambi (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sejak Senin (13/10) memutuskan untuk meliburkan anak sekolah mulai TK hingga perguruan tinggi karena udara di daerah itu sudah tidak sehat akibat kabut asap.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), Hartono, menyebutkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Tanjabar mulai tidak sehat.

Atas dasar itu, pihaknya melayangkan surat edaran ke seluruh sekolah terkait kebijakan untuk meliburkan sekolah dari aktivitas belajar mengajar.

Pihaknya juga sudah menerima surat dari Dinas Pendidikan Provinsi Jambi yang meminta sekolah di Tanjabar diliburkan. Selain itu, hasil rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan juga mengharuskan siswa libur menjelang kondisi udara di Tanjabar membaik.

Saat ditanya, Hartono mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan batas waktu peliburan sekolah, karena masih terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjabar dan Dinas Kesehatan.

"Kita tunggu intruksi, kalau kondisi membaik baru kegiatan belajar mengajar bisa dilanjutkan," ujarnya.

Terkait terganggunya program kegiatan belajar mengajar akibat diliburkannya sekolah, Hartono optimistis, para guru dan pihak sekolah bisa mengatasinya.

"Nanti bisa saja ditambah dengan kegiatan belajar sore, itu teknisnya ada di sekolah masing-masing. Kita berharap, kabut asap di Tanjabar bisa berkurang dan hilang," katanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjabar melalui Kasi Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Hj Ermita mengatakan, pihaknya sudah menguji ISPU pada Jumat (10/10), namun dia tidak merinci kadar ISPU tersebut.

Namun, pihaknya memastikan dengan kabut asap yang cukup tebal saat ini, udara di pantai timur Jambi itu sudah tidak sehat.

Untuk mengantisipasi gangguan kesehatan masyarakat, pihaknya sudah membagikan sekitar 24.000 masker di seluruh kecamatan dan di ibukota.

Ermita membenarkan adanya peningkatan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di daerahnya yang diterima dari 16 Puskesmas di daerah itu.

Puncak tertinggi penderita ISPA terjadi pada minggu kedua September yang jumlahnya mencapai 801 orang, sementara pada minggu pertama September sebanyak 668 orang, minggu ketiga mengalami peningkatan menjadi 742 orang dan pada minggu keempat berjumlah 758 orang.

Data terakhir, pada minggu pertama Oktober, jumlah penderita ISPA berjumlah 617 orang.

Melihat meningkatnya penderita ISPA di Tanjabar, pihaknya minta seluruh Puskesmas melakukan sosialisasi dan membagikan masker dan mengimbau masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah, sampai cuaca membaik.

Berdasarkan pantauan, kabut asap di Kualatungkal, ibukota Tanjabar saat ini cukup pekat. Jarak pandang berkisar 100--150 meter.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014