Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan Presiden-terpilih Joko Widodo melanjutkan dan mengembangkan kebijakan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Saya yakin Pak Jokowi lanjutkan ini, mungkin nama bisa berbeda tapi harapannya sama. Kalau presiden Jokowi memanggil Pak Fachmi menanyakan, jelaskan, kalau ada petunjuk, untuk memantapkan dan sempurnakan," kata Presiden saat meresmikan Gedung Pusat Operasi BPJS Kesehatan di Jakarta, Selasa.

Presiden mengatakan kebijakan Jaminan Sosial Kesehatan maupun Ketenagakerjaan merupakan kebijakan yang tepat.

"Saya katakan kebijakan ini benar dan on track. Tentu harus disempurnakan dan ditingkatkan," kata Presiden.

Presiden mengatakan penerapan sistem teknologi informasi dan juga sidik jari elektronik menggantikan kartu merupakan kesiapan untuk meningkatkan pelayanan.

"Aplikasi IT penting, Indonesia menjadi open society, aplikasikan banyak IT, karena itu tepat BPJS emban tugas gunakan kemajuan ini untuk dicapai presisi dan kecepatan serta pelayanan yang lebih baik, semakin baik, semakin murah, semakin mudah, dan semakin cepat. bila itu bisa dilaksanakan maka akan semakin baik," katanya.

Sementara itu Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan saat ini jumlah peserta BPJS Kesehatan mencapai 129,3 juta orang dari target 121,6 juta peserta pada 2014.

"Dalam memerikan pelayanan, apalagi 129,3 juta peserta pasti ada kasus yang muncul kami ingin terus menyempurnakan dan memperbaiki. Mudah-mudahan tidak sampai dua tahun komplain tidak banyak lagi.

Rekaman data melalui fingerprint (sidik jari) dan hemat waktu dalam pelayanan. Gedung operation centre, IT kami siapkan untuk 2019 untuk seluruh rakyat indonesia," tegasnya.

Pada 2019, sesuai dengan Undang-Undang maka seluruh rakyat Indonesia harus terdaftar dalam keanggotaan BPJS.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014