Kami selalu mengupayakan pelaku-pelaku usaha lokal di Nusa Tenggara Barat untuk berani sebagai eksportir
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus melakukan pendampingan guna mendorong pelaku-usaha di wilayah setempat berani melakukan ekspor komoditas lokal non tambang.
Kepala Dinas Perdagangan Pemprov NTB Baiq Nelly di Mataram, Kamis, mengatakan, selama ini pelaku usaha lokal takut untuk memulai ekspor dan berhadapan dengan dokumen eksportir.
"Kami selalu mengupayakan pelaku-pelaku usaha lokal di Nusa Tenggara Barat untuk berani sebagai eksportir," ujarnya.
Nelly menuturkan, komoditas lokal non tambang yang sudah menembus pasar luar negeri, di antaranya vanili, mutiara, ikan, udang vaname, jagung, dan manggis. Bahkan, beberapa komoditas yang baru menjajaki pasar ekspor adalah kemiri dan kerang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor komoditas non tambang di Nusa Tenggara Barat sebesar 7,23 juta dolar AS pada Desember 2024. Angka itu mengalami peningkatan sebanyak 30,06 persen secara month to month bila dibandingkan capaian pada November 2024 yang hanya berjumlah 5,56 juta dolar AS.
"Komoditas lokal NTB sangat layak ekspor dan bisa bersaing. Hal ini yang membuat kami percaya diri untuk terus melakukan promosi," kata Nelly.
Pada 13 Januari 2025, Nusa Tenggara Barat melakukan pengiriman ekspor kemiri sebanyak 20 ton dengan nilai mencapai Rp790 juta. Ekspor kemiri itu dilakukan oleh usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) Mujnah Kemiri Lombok Tengah.
Nusa Tenggara Barat memiliki lahan perkebunan kemiri seluas 2.254 hektare dengan total produksi 1.878 ton gelondongan per tahun.
"Ekspor kemiri bahkan bertambah karena ada permintaan Jepang yang kami persiapkan," kata Nelly.
Baca juga: Mendag sebut akses pasar ekspor komoditas lokal terbuka
Baca juga: Membina petambak udang lokal Indonesia meraih pangsa global
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025