PBB (ANTARA) - Dengan kesepakatan gencatan senjata membawa secercah harapan bagi jutaan orang di Jalur Gaza setelah hampir 15 bulan konflik yang menghancurkan, badan-badan bantuan PBB terus memberikan bantuan sembari memobilisasi peningkatan pengiriman bantuan.
Kesepakatan gencatan senjata Gaza yang diumumkan pada Rabu (15/1) akan mulai berlaku pada Minggu (19/1), meskipun beberapa tantangan muncul di menit-menit terakhir, yang berpotensi mengancam jadwal pemberlakuan gencatan senjata mengingat karena pertikaian masih berlanjut.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Kamis (16/1) mengatakan mereka masih menerima laporan mengenai warga Palestina yang tewas akibat pengeboman yang berlangsung di Gaza.
Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan pihaknya siap mengirim makanan ke Gaza.
"Kami memiliki 80.000 ton makanan yang menunggu di luar Gaza atau sedang dalam perjalanan masuk," ungkap WFP dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.
Mereka menambahkan pasokan tersebut cukup untuk memberi makan lebih dari 1 juta orang selama sekitar tiga bulan.
"Gencatan senjata membawa harapan, namun kami membutuhkan pergerakan tim kemanusiaan dan pasokan yang tidak dibatasi guna menjangkau mereka yang membutuhkan," kata WFP.
Namun, bantuan tidak hanya diberikan dalam bentuk makanan.
OCHA menyampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para mitranya memfasilitasi evakuasi medis bagi 12 pasien dan hampir 36 pendampingnya dari Jalur Gaza.
Sebagian besar dari mereka menderita kanker dan gangguan imunologi, dan akan mendapatkan perawatan di Albania, Prancis, Norwegia, dan Rumania.
WHO mengatakan seiring mulai berlakunya gencatan senjata, lebih banyak negara harus ambil bagian untuk menerima pasien tambahan yang membutuhkan perawatan khusus.
Lebih dari 12.000 orang menunggu evakuasi medis di luar Gaza, yang sistem kesehatannya hancur akibat konflik selama lebih dari 15 bulan.
Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) melaporkan lebih dari 1.070 staf kesehatan UNRWA bekerja di pusat-pusat kesehatan, klinik sementara, dan fasilitas medis di seluruh Gaza, memberikan lebih dari 16.000 konsultasi kesehatan setiap harinya.
Kantor tersebut mengatakan tim medis UNRWA juga memastikan dukungan khusus untuk pasien. Pada 11 Januari saja, mereka memberikan perawatan bagi hampir 1.100 wanita hamil dan baru melahirkan yang berisiko tinggi, layanan kesehatan gigi dan mulut bagi hampir 600 pasien, dan fisioterapi untuk lebih dari 300 pasien.
Menuding UNRWA disusupi anggota Hamas, Israel mengesahkan undang-undang yang melarang badan tersebut untuk beroperasi di Gaza mulai akhir bulan ini.
Sejumlah juru bicara PBB berulang kali mengatakan UNRWA, yang mempekerjakan 30.000 orang di wilayah tersebut, akan terus menyediakan bantuan di Jalur Gaza dan badan dunia tersebut tidak berencana menarik diri.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025