Nanning (ANTARA) - Para wali kota, perwakilan, dan pakar dari China dan negara-negara ASEAN berkumpul di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, untuk membahas keterbukaan dan kerja sama perkotaan dalam sebuah dialog yang dimulai pada Kamis (16/1).
Mengusung tema "Membangun Komunitas Persahabatan China-ASEAN: Keterbukaan dan Kerja Sama Perkotaan" (Building a China-ASEAN Community of Friendship: Urban Openness and Cooperation), acara "Dialog Wali Kota Global -- Nanning" (Global Mayors Dialogue -- Nanning) menarik partisipan dari negara-negara ASEAN seperti Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Dalam acara itu, para partisipan melakukan diskusi dan pertukaran terkait sejumlah topik, termasuk keterbukaan dan kerja sama ekonomi perkotaan, interaksi dan integrasi budaya, serta pengalaman dalam tata kelola perkotaan.
"Kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan ASEAN menjadi semakin erat, dengan volume perdagangan bilateral melonjak dari 600 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.378) lebih pada 2019 menjadi hampir 1 triliun dolar AS pada 2024," ujar Nong Shengwen, ketua partai tingkat daerah di Nanning.
"Kedua pihak telah mencapai integrasi mendalam terkait rantai industri, pasokan, dan nilai mereka," katanya
Kami memahami bahwa persahabatan merupakan aspek paling berharga dari perdamaian dan keamanan dalam sebuah komunitas yang akan bekerja sama untuk mencapai stabilitas, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan dengan mendorong keterbukaan dan kolaborasi antarkota," tutur Atsaphangthong Siphandone, gubernur Vientiane, ibu kota Laos, dalam acara itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025