Saya kira saat ini media harus kembali ke `khittah`-nya. Tidak ada cap media Koalisi Merah Putih (KMP), atau media Koalisi Indonesia Hebat (KIH),"
Yogyakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Serikat Perusahaan Pers Asmono Wikan mengatakan perusahaan media perlu tetap menjaga keseimbangan pemberitaan dalam mengawal pemerintahan baru, sehingga informasi yang disajikan kepada masyarakat objektif.

"Saya kira saat ini media harus kembali ke khittah-nya. Tidak ada cap media Koalisi Merah Putih (KMP), atau media Koalisi Indonesia Hebat (KIH)," kata Asmono seusai pembukaan acara "The 3rd Indonesia Public Relations Award & Summit (IPRAS) 2014", di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, saat ini media perlu kembali menguatkan komitmen untuk memprioritaskan fungsi advokasi bagi masyarakat, dari pada hanya mementingkan profit bagi perusahaan medianya semata.

Asmono berharap, meskipun saat pemilihan umum presiden beberapa media sempat terkesan berpihak kepada salah satu capres, maka saat ini media perlu kembali berbenah untuk menjadi kontrol pemerintah secara objektif, tanpa ditunggangi kepentingan yang bersifat politis.

"Saya kira bandul media perlu dikembalikan ke posisi netral. Kontrol media tentu berbeda dengan kontrol parlemen terhadap pemerintah," katanya.

Ia mengatakan apabila media tertentu justru masih bersedia terkontaminasi oleh kepentingan politik tertentu, sehingga gagal menyajikan informasi yang seimbang dan objektif kepada masyarakat, maka media yang bersangkutan harus bersiap-siap ditinggalkan pembaca atau pemirsanya.

"Media sangat tergantung pada kepercayaan publik untuk mendapatkan rating yang tinggi. Sehingga kalau akhirnya ratingnya turun, dan ditinggalkan sponsor, mau apa lagi," kata dia.

IPRAS 2014 yang diselenggarakan Serikat Perusahaan Pers (SPS) berlangsung dua hari, 16-17 Oktober 2014.

Selain bertujuan mendiskusikan persoalan bangsa pada pemerintahan baru mendatang, acara yang mengusung tema "Reputasi Bangsa di Era Kepemimpinan" itu juga akan memberikan sejumlah penghargaan, antara lain penghargaan korporasi pilihan, lembaga publik pilihan, CEO pilihan, tokoh publik pilihan, serta tokoh PR pilihan.

SPS adalah organisasi dari perusahaan penerbit media cetak, dan "online" yang hingga saat ini memiliki 471 perusahaan pers se-Indonesia.

(KR-LQH/M008)

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014