Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan posko untuk memudahkan alur koordinasi penanganan tanggap darurat erupsi Gunung Ibu, Halmahera Barat, Maluku Utara didirikan dan beroperasi pada Jumat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Jumat malam, mengatakan sebagaimana hasil rapat koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, posko tersebut dipimpin langsung Dandim 1501/Ternate Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono.
"Kegiatan yang dilakukan dalam waktu dekat mengevakuasi warga," kata dia.
Sebanyak 260 personel gabungan yang terdiri atas Kodim 1501/Ternate, Polres Halmahera Barat, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dan tenaga medis Dinas Kesehatan kabupaten setempat dikerahkan untuk membantu proses evakuasi warga yang berada dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Ibu.
Warga yang akan dievakuasi berasal dari Desa Sangaji Nyeku, Sosangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, dan Todoke di Kecamatan Tabaru.
Baca juga: Lima lokasi disiapkan untuk tampung pengungsi erupsi Gunung Ibu
Dandim 1501/Ternate menargetkan proses evakuasi rampung dalam dua hari ini, atau sampai dengan Minggu (18/1). BNPB, berdasarkan pengalaman tanggap darurat erupsi Gunung Ibu pada Mei 2024 mengestimasi jumlah keseluruhan warga yang akan dievakuasi lebih kurang 3.000 orang.
Hal ini dilakukan sebagaimana rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM bahwa keenam desa berada di zona rawan erupsi Gunung Ibu dan berpotensi risiko ancaman lahar ataupun lava pijar Gunung Ibu sehingga perlu dievakuasi untuk menghindari potensi bahaya.
Status aktivitas Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara ditingkatkan dari sebelumnya Siaga menjadi Awas atau level IV pada Rabu (15/1) siang oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.
Peningkatan status tersebut dilakukan setelah tim Badan Geologi mendeteksi adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu yang signifikan pada periode 1-14 Januari 2025. Sampai dengan Jumat, pukul 12.00 WIT erupsi masih berlangsung dengan rata-rata tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak.
Erupsi Gunung Ibu ini berhasil terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 41 detik yang berada di Pos Pengamatan Gunung Api PVMBG di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Halmahera Barat.
Badan Geologi dalam rekomendasi mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu maupun wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 6 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Untuk memaksimalkan upaya kedaruratan maka Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari yang mulai berlaku efektif pada 15 Januari 2025.
Baca juga: BNPB: Jumlah pengungsi erupsi Gunung Ibu bertambah jadi 221 orang
Baca juga: Gunung Ibu masih Awas, dalam sehari terjadi puluhan gempa dangkal
Baca juga: Korem mengoperasikan dapur lapangan untuk pengungsi erupsi gunung Ibu
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025