Istanbul (ANTARA) - Hamas menegaskan komitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan mengonfirmasi pada Minggu bahwa mereka akan tetap mematuhi ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata dengan Israel meski Israel mengatakan akan menunda.

Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada Minggu bahwa gencatan senjata di Gaza, yang dijadwalkan dimulai pada pukul 8.30 pagi waktu setempat (13.30 WIB), tidak akan dimulai sampai daftar sandera yang akan dibebaskan diterima.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan bahwa mereka menegaskan kembali komitmennya terhadap ketentuan kesepakatan gencatan senjata.

Kelompok pejuang Palestina itu mencatat bahwa penundaan pengiriman nama-nama yang akan dibebaskan dalam gelombang pertama gencatan senjata disebabkan oleh alasan teknis dan logistik.

Penundaan tersebuf disebabkan oleh alasan teknis dan logistik, kata kelompok Palestina Hamas.

Pengumuman tersebut muncul saat gencatan senjata antara Israel dan Hamas diperkirakan mulai berlaku pada Minggu, setelah berbulan-bulan perang genosida yang dilancarkan Israel di wilayah tersebut.

Gencatan senjata antara Hamas dan Israel menyusul perang genosida Israel di Gaza, yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan hampir 47.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 110.700 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Sumber: Anadolu

Baca juga: ICRC siap mengelola pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas

Baca juga: HNW: Gencatan senjata Israel-HAMAS tak lupakan kejahatan Israel

Baca juga: Hamas sebut Israel gagal capai tujuannya dalam perang di Jalur Gaza

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025