Kita tetap memberikan dana talangan kepada petani gula pada saat para pedagang tidak ada yang mau memberikan dana talangan sehingga petani minta kepada kami,"
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) sejak 2008 sampai kini terus memberikan dana talangan kepada petani dan pada 2014 kembali mendapat penugasan dari pemerintah karena situasi musim giling tebu selama tahun ini mengalami harga terendah.

"Kita tetap memberikan dana talangan kepada petani gula pada saat para pedagang tidak ada yang mau memberikan dana talangan sehingga petani minta kepada kami," kata Wakil Ketua I Bidang Kebijakan, Regulasi dan Hukum AGRI Albert Y Tobagu kepada pers di Jakarta, Rabu.

Hadir dalam jumpa pers itu antara lain Direktur Eksekutif AGRI M. Yamin Rahman, Ketua AGRI Wisnu Priyatna, serta Sekjen Riyanto B Yosokumoro.

Menurutnya, jumlah kuantum dana talangan yang diberikan oleh AGRI sebanyak 250 ribu ton dari 19 pabrik gula dengan harga Rp8.500 per kilogram. Sampai saat ini AGRI telah memberikan dana talangan 200 ribu ton senilai Rp1,7 triliun yang telah tersalurkan 50 ribu ton, sehingga stok gula tani milik AGRI tersisa 150 ribu ton.

"Situasi tersebut menyebabkan kami menanggung kerugian dari penurunan harga dan beban bunga pinjaman bank," katanya.

Dia mengatakan, keberadaan gula rafinasi di Indonesia sangat dibutuhkan dan sesuai ketentuan hanya diperuntukkan untuk industri makanan dan minuman, tidak untuk di jual ke pasar.

"Kita tidak menjual gula rafinasi ke pasar tapi hanya ke perusahaan makanan dan minuman," katanya.

Pabrik gula di jawa saat ini memasuki musim giling 2014-2015 dan kegiatan pelelangan gula yang dilaksanakan petani berlangsung sejak Juni 2014 dan sekarang berada dalam masa puncak produksi.

Pemerintah telah menetapkan harga patokan petani (HPP) sebesar Rp8.500 per kilogram yang sebelumnya ditetapkan Rp8.250 per kilogram untuk tujuan melindungi pendapatan petani tebu.

Dikatakan, sejak lelang pertama kali dilakukan harga gula berada pada level HPP atau di bawah harga kesesuaian. Bahkan sampai hari ini harga lelang yang terbentuk jauh di bawah HPP, yaitu Rp8.100 per kilogram dan tidak ada yang melakukan penawaran.

Keadaan tersebut, katanya, diduga stok 2013 yang masih tersedia dijual dengan harga murah Rp7.600 per kilogram karena kondisi gula yang basah.

"Komitmen pemberian dana talangan kepada petani tidak dilakukan oleh semua pihak, kecuali AGRI," kata Albert.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014